SOLOPOS.COM - ilistrasi demo (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Aksi LSM yang satu ini cukup unik. Mengancam akan mengerahkan massa, ternyata cuma lima gelintir orang.

Madiunpos.com, BOJONEGORO – Lima orang yang mengaku lembaga swadaya masyarakat (LSM) Organisasi Kebersamaan Pemuda (OKP) menggelar aksi demo di kantor Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa (3/2/2015).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Aksi tersebut untuk meminta laporan pemanfaatan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH CHT).

“Kami tidak bisa memenuhi permintaan pendemo, sebab pelaporan pemanfaatan DBH CHT berdasarkan pembukuan yang ada bukan kepada yang bersangkutan,” kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dishutbun Bojonegoro Khoirul Insan sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara.

Namun, menurut dia, kalau para pendemo ingin meminta penjelasan dan berdialog soal pemanfaatan DBH CHT akan dilayani.

“Tapi mereka tidak bersedia masuk untuk diajak dialog. Hanya orasi di depan kantor,” jelas Insan, yang sudah bersiap-siap menerima pendemo.

Menurut Khoirul Insan, pemanfaatan DBH CHT yang ada di dinasnya selama ini selalu dilaporkan secara terbuka, bahkan wartawan yang ada di daerahnya juga memperoleh penjelasan.

Ia menyebutkan para pendemo tersebut dari LSM Organisasi Kebersamaan Pemuda (OKP) di daerahnya, yang pernah mengirimkan surat yang berisi permintaan laporan pemanfaatan DBH CHT, 15 Januari lalu.

Di dalam suratnya itu, katanya, LSM OKP akan melakukan demo dan tuntutan hukum kalau permintan laporan pembukuan pemanfaatan DBH CHT tidak diberikan dengan batas waktu 12 hari.

“Mereka menggelar demo karena permintaannya tidak kami turuti,” ujarnya.

“Mestinya kalau pendemo mengikuti berita di media massa akan tahu pemanfaatan DBH CHT,” kata Kasat Sabhara Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro AKP Temmy Rachman, yang memimpin pengamanan pendemo.

Temmy menjelaskan lima pendemo itu juga menggelar demo di Kantor Disnakertransos, yang juga mempertanyakan pemanfaatan anggaran di kantor setempat.

Pada kesempatan itu, ia sudah meminta kepada pendemo untuk membuka media online mengenai pemanfaatan anggaran yang dipertanyakan di Disnakertransos.

“Tapi mereka menolak tanpa alasan yang jelas dan lebih memilih hanya berorasi,” ujarnya.

Di Disnakertransos dan di Dishutbun, lima pendemo yang datang dengan berjalan kaki itu, melakukan orasi masing-masing sekitar 30 menit, yang selanjutnya meninggalkan lokasi demo dengan tertib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya