SOLOPOS.COM - Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Pemprov Jateng, Sarwa Pramana; Bupati Klaten, Sri Mulyani; dan Dandim Klaten, Letkol Kav. Minarso, menebarkan benih ikan di saluran air dari Sungai Poitan, Jagalan, Karangnongko, Klaten, Minggu (1/3/2020). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Komunitas sungai di Kabupaten Bersinar disebut-sebut menjadi percontohan nasional. Bermunculannya sekolah sungai dinilai bisa mengurangi risiko bencana terutama banjir.

Hal itu disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Sarwa Pramana, saat mengunjungi Komunitas Sungai Poitan di Desa Jagalan, Kecamatan Karangnongko, Klaten, Minggu (1/3/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Komunitas sungai di Klaten hampir semuanya menjadi pioner di Indonesia dan ini selalu diapresiasi. Komunitas lainnya di Klaten yang maju yakni tentang disabilitas,” kata Sarwa Pramana.

Sempat Viral Foto Petugas RSPI Diduga Tangani Pasien Corona

Dia menambahkan komunitas sungai di Klaten bermunculan sekitar lima tahun terakhir. Saat ini ada 26 komunitas menggarap 25 sungai tersebar di 12 kecamatan.

Kegiatan yang digulirkan meliputi bersih-bersih sungai, ekonomi kreatif, pengelolaan sampah, edukasi tentang lingkungan, serta penghijauan.

Sarwa mengatakan bermunculannya sekolah sungai itu bisa didorong untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Dia mencontohkan seperti dilakukan Komunitas Sungai Poitan yang mengelola kawasan sungai untuk wisata.

Putri Tedjowulan Ramaikan Bursa Cawawali Solo Via PDIP

“Karena sekarang ada dana desa, dan desa mengelola dana luar biasa banyak rata-rata lebih dari Rp1 miliar, itu bisa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat seperti yang dilakukan di Poitan,” jelas dia.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan pergerakan sukarelawan di Klaten tinggi. Selain melakukan upaya penanganan bencana, komunitas sukarelawan selama ini ikut melakukan upaya pencegahan dan edukasi ke masyarakat.

“Harapan kami virus baik ini terus ditularkan,” kata Mulyani.

Gojek Gelar Bazar Sembako Murah untuk Mitra Driver

Ketua Komunitas Sungai Poitan, Sukana, mengatakan komunitas tersebut dibentuk tiga tahun lalu. Pembentukan komunitas itu berawal lantaran keprihatinan melihat kondisi Sungai Poitan.

“Saat itu kondisi bantaran sungai seperti hutan. Kami khawatir kalau tidak segera diurus nanti sungai semakin disalahgunakan untuk membuang sampah dan lainnya. Akhirnya kami lakukan bersih-bersih sungai,” tutur dia.

Sukana mengatakan awalnya kegiatan di Sungai Poitan sebatas bersih-bersih sungai dengan tujuan mengembalikan fungsi sungai serta mencegah terjadinya banjir lantaran aliran air tersumbat sampah.

Ngeri, Ular Kerap Muncul Saat Aliran Kali Pepe Solo Tinggi

Namun, muncul ide kawasan sekitar Sungai Poitan dibikin untuk wisata. Hal itu dilakukan dengan membangun taman, kolam, serta kawasan outbond.

Dana untuk menyulap kawasan Sungai Poitan menjadi tempat wisata itu memanfaatkan berbagai sumber dana seperti dana desa, bantuan keuangan dari APBD Klaten, serta swadaya warga.

“Untuk menjadi kawasan wisata masih perlu penataan lagi. Kami berencana menambah perpustakaan, kawasan outbond, dan harapan kami ada bumi perkemahan,” jelas Sukana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya