SOLOPOS.COM - Aksi diam yang digelar sebagai bentuk protes rencana autopsi Rezza (JIBI/Harian Jogja/Gilang Jiwana)

Aksi diam yang digelar sebagai bentuk protes rencana autopsi Rezza (JIBI/Harian Jogja/Gilang Jiwana)

JOGJA — Penggalangan massa untuk menuntut penyelesaian kasus penyebab meninggalnya Rezza Eka Wardhana kembali terjadi. Kali ini ratusan massa yang tergabung dalam berbagai LSM yang peduli pada misteri kasus penganiayaan pelaar SMA Dominikus itu menggelar aksi diam di tempat kejadian perkara di alun-alun Wonosari, Jumat (9/11/2012) malam.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Massa yang datang memulai aksinya sekitar pukul 21.30 WIB dengan menyalakan lilin dan dupa di jalan Brigjend Katamso yang merupakan lokasi jatuhnya Rezza. Mereka kemudian duduk membentuk lingkaran yang memenuhi seluruh jalan di depan gedung DPRD Gunungkidul tersebut. Melihat banyaknya massa yang bergabung dalam aksi ini, polisi terpaksa menutup ruas jalan Brigjend Katamso dan mengalihkan lalu lintas ke jalur lain.

Dalam aksi diam ini, kedua orangtua Rezza, Nugroho P. Widiatmoko dan Ida Kuswara berorasi menyampaikan apa yang menjadi benak pikiran keluarga Rezza. Mereka mengungkapkan berbagai kejanggalan yang ada di balik luka yang diderita anaknya di hadapan para simpatisan.

Ida bahkan sempat tercekat saat menyampaikan rasa kesalnya akibat adanya paksaan untuk melakukan autopsi dari pihak penyidik Polda. Dia mengatakan bahwa dirinya tidak terima bila makam anaknya harus dibongkar dan dilakukan autopsi pada luka yang diterima Polda. Selain itu Ida juga menyesalkan pernyataan yang menyatakan bahwa demi kepentingan penyidikan pihak Polda akan mengautopsi jenazah Rezza. “Anak saya jangan diganggu lagi! Apa tidak cukup dengan bukti rekam medik dan visum?!” katanya disaksikan ratusan simpatisan aksi diam.

Ayah Reza juga mengatakan hal serupa, menurutnya keputusan autopsi terlalu mengada-ada. Sambil menunjukkan foto Rezza di ponselnya kepada para simpatisan, Nugroho mempertanyakan sikap Polda yang seakan bertele-tele. Menurutnya, tanpa harus autopsipun sudah dapat dilihat luka apa saja yang diderita Rezza dari hasil rekam medik dan visum luar. “Lihat foto anak saya, apa masih kurang bukti penganiayaan?” tegasnya.

Aksi yang berakhir sekitar pukul 22.30 WIB ini mendapatkan pengawalan dari petugas kepolisian. Meskipun demikian, massa yang turut serta dalam aksi ini berlaku tertib sehingga tidak ada kericuhan terjadi. Segera setelah aksi dinyatakan selesai, beberapa simpatisan menyempatkan berdoa bersama sebelum akhirnya membubarkan diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya