SOLOPOS.COM - Gedung Bank BRI (Istimewa-BRI)

Solopos.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengawali 2022 melakukan langkah penting di bursa saham dengan aksi buy back saham BBRI senilai Rp3 triliun. Langkah ini diyakini akan memberi dampak positif dalam jangka panjang.

President Director CSA Institute Aria Santoso mengatakan bahwa buy back yang akan ditempuh manajemen BRI menjadi katalis positif yang akan diapresiasi oleh investor di pasar modal. Sehingga saham BBRI diprediksi memiliki potensi pertumbuhan yang meyakinkan dalam jangka Panjang.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Bank BRI juga memiliki profitabilitas kuat, tercermin dari raihan laba bersih perseroan yang sebesar Rp32,22 triliun atau tumbuh 75,53% year on year (YoY) pada 2021 atau saat pandemi Covid-19.

“Masih bisa diharapkan bahwa manajemen mampu mengatasi kondisi saat ini untuk bertumbuh dan melewati masa krisis. Terbukti dari berbagai masa krisis yang sudah pernah diatasi di masa lalu. Kinerja saham BBRI masih akan bertumbuh secara jangka panjang,” kata Aria.

Baca juga: Keren, BRI Bangun BRIBRAIN Academy & Kembangkan Artificial Intelligence

Kinerja BRI dinilai Aria, secara meyakinkan sanggup menjawab tantangan di industri perbankan pada tahun lalu atau pada masa pandemi. Hal ini tampak dari pertumbuhan kredit BRI yang mencapai 7,1% YoY atau di atas industry perbankan nasional sebesar 5,24% YoY.

Dari segi manajemen risiko, Bank BRI berhasil mengendalikan rasio kredit bermasalah(Non Performing Loan/NPL) di level 3,08%. Pengelolaan risiko yang solid tersebut juga ditunjang oleh NPL Coverage yang kuat di level 278,1%.

Dari segi pendanaan, BRI mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,1% yoy menjadi Rp1.138,7 triliun. Lebih rinci, Tabungan mendominasi sebesar Rp497,68 triliun, Giro tercatat sebesar Rp220,59 triliun, dan Deposito sebesar Rp420,48 triliun.

Dengan kinerja yang sehat tersebut, Aria optimistis saham BBRI bisa menyentuh level Rp5.000. “Oleh karena itu angka target price di level 5.000 cukup realistis di saat ini. Bahkan scenario optimis sampai di level 5.250,” ujar Aria dalam keterangan tertulis, Senin (21/2/2022).

Baca juga: Hati-Hati Pilih Investasi, Cek Legalitasnya dengan Cara Ini

Di saat yang bersamaan, Bank BRI berupaya meningkatkan loyalitas Insan BRILian (Pekerja BRI) melalui skema Employee Stock Option Plan (ESOP) yang akan ditempuh dalam buy back senilai Rp3 triliun mendatang. Aksi buy back ini, lanjut Aria, juga mengindikasikan optimisme kinerja keuangan BRI.

Perkiraan nilai buy back tersebut belum termasuk biaya komisi perantara pedagang efek lainnya, yakni sekitar 0,33% dari nilai buy back. Buy back diperkirakan pada rentang 1 Maret 2022-31 Agustus 2023.

“Walaupun secara laporan keuangan akan terpengaruh di jangka pendek, kita berharap menjadi sentiment positif di jangka menengah. Secara jangka panjang, BBRI masih baik dijadikan salah satu pilihan investasi,” pungkasnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya