SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Minyak Mentah Dunia JIBI/Harian Jogja/Reuters

Foto Ilustrasi Minyak Mentah Dunia
JIBI/Harian Jogja/Reuters

NEW YORK-Harga minyak dunia naik pada Senin (22/4) atau Selasa (23/4) pagi WIB, didorong aksi buru harga murah menyusul penurunan tajam pada pekan lalu, yang menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan pemangkasan produksi OPEC.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, bertambah 75 sen dari Jumat menjadi ditutup pada US$88,76 per barel, pada hari terakhir kontrak.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, naik 74 sen menjadi menetap pada US$100,39 per barel.

Ekspedisi Mudik 2024

“Rebound” masih terbatas, karena kerugian pekan lalu berakar pada revisi turun prospek pertumbuhan permintaan minyak global.

“Lemahnya permintaan AS untuk produk-produk minyak dan meningkatnya kilang AS yang beroperasi menunjukkan persediaan produk lebih rendah, di tengah kelebihan stok minyak mentah,” kata Timothy Evans dari Citi Futures.

Namun dia mengatakan sebagian pasar tampak “oversold” (kelebihan jual), meskipun tetap ada “beberapa risiko sisa dari harga yang ‘overshooting’ pada sisi penurunan.”

“Harga minyak mentah memulai minggu ini di sisi positif, menyusul kenaikan kuat di pasar ekuitas global yang menyebarkan optimisme dan peningkatan selera terhadap aset-aset berisiko,” kata Myrto Sokou, riset analis senior di Sucden.

Ric Spooner, kepala analis pasar di CMC Markets, mengatakan kepada AFP bahwa “sedikit bargain hunting [aksi buru harga minyak murah] mempertahankan kenaikan harga.”

“Para dealer sedang menunggu angka PMI [indeks pembelian manajer] dari China pada Selasa,” ia menambahkan.

Harga minyak telah merosot pada minggu lalu didorong data ekonomi lemah dari China, dengan Brent jatuh ke tingkat terendah sembilan bulan sebelum pulih terangkat spekulasi pasar bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) berencana untuk memangkas produksinya.

Pertumbuhan ekonomi China melambat menjadi 7,7% pada kuartal pertama, hasil mengejutkan yang datang di bawah ekspektasi dan mengangkat kekhawatiran bahwa pemulihan negara itu rapuh.

China adalah negara konsumen energi terbesar di dunia dan kesehatan ekonominya diawasi ketat oleh pasar minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya