SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Mahardini Nur Afifah/JIBI/SOLOPOS)

Puluhan warga Desa Jerukan menyaksikan runtuhan Jembatan Jerukan di Kecamatan Juwangi, Boyolali, Sabtu (6/4/2013) pagi. (Mahardini Nur Afifah/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI--Segenap warga Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat segera mengambil langkah menyusul terputusnya akses jalan raya Kemusu-Juwangi akibat ambrolnya jembatan penghubung jalan tersebut, Sabtu (6/4/2013). Pembuatan jembatan darurat di jalur tersebut dinilai mendesak.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sebagai informasi, sebelum akhirnya ambrol total, Sabtu, sekitar pukul 06.30 WIB itu, kerusakan jembatan tersebut mulai terjadi saat dua dari tiga pilar utama penyangga jembatan ambrol akibat diterjang aliran pasang Sungai Serang, Sabtu (16/3/2013).

Pascakejadian tersebut, warga sesekali masih ada yang nekat melintas meskipun jalur ke jembatan tersebut sudah ditutup oleh aparat pemerintah setempat.

Salah seorang warga Kecamatan Juwangi, Hartini, mengemukakan meskipun jalur ke jembatan yang berada di Dukuh/Desa Jerukan, Kecamatan Juwangi itu sebelumnya sudah ditutup oleh aparat karena dinilai rawan, beberapa warga setempat masih ada yang nekat melewati jembatan tersebut.

“Tapi sekarang ya tidak bisa dilalui sama sekali karena ambrol total,” ujar Hartini ketika dihubungi Solopos.com melalui telepon genggamnya, Minggu (7/4/2013).

Dengan kondisi tersebut, lanjut dia, praktis segala aktivitas masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal di sebelah timur jembatan, terganggu karena mereka kesulitan mengakses jalan tersebut. Terutama karena jembatan itu merupakan penghubung paling cepat jalur Waduk Kedung Ombo (WKO)-Kemusu-Juwangi, serta satu-satunya jalur penghubung Juwangi-Solo.

“Tidak cuma warga yang akan beraktivitas untuk perekonomian, tapi anak-anak sekolah, juga kasihan sekali karena mereka harus menempuh jarak yang sangat jauh kalau melewati jalan lain. Kasihan kalau sampai mereka juga terlambat masuk sekolah hanya karena harus berjalan memutar,” kata Hartini.

Hal senada disampaikan warga lainnya, Supana. Menurut Supana, warga yang biasanya memanfaatkan jembatan tersebut untuk menuju Solo kini harus memutar jauh dan itu sangat memakan waktu. Sebab tertutupnya akses jalan tersebut, kata Supana, mengakibatkan warga, baik pengendara sepeda motor maupun mobil, termasuk juga angkutan umum atau bus, harus melewati akses jalan lain melalui Desa Sendangharjo, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan atau Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali.

“Jarak tempuhnya lebih lama 45 menit dengan kendaraan,” katanya.

Pihaknya berharap kondisi tersebut cepat tertangani, “Ya tentunya kami berharap Pemkab bisa segera diperbaiki jembatan tersebut,” katanya.

Hartini menambahkan jembatan darurat dinilai bisa menjadi solusi yang seharusnya dapat direalisasikan Pemkab dalam waktu dekat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya