SOLOPOS.COM - Bukit Bego di Bantul, DIY. (Instagram/@wisataistimewa)

Solopos.com, BANTUL — Jumlah wisatawan ke sejumlah objek wisata di Mangunan, Bantul, DIY, dan sekitarnya menurun. Hal ini terjadi setelah kecelakaan bus maut di Jalan Imogiri-Mangunan atau tepatnya di Bukit Bego, Dusun Kedungbuweng, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul pada Minggu (6/2/2022) lalu.

“Ya pasti ada imbasnya teradap kunjungan wisatawan. Ada penurunan jumlah wisatawan sebagai dampak adanya kecelakaan di Bukit Bego,” kata Purwo Harsono, ketua Koperasi Notowono yang membawahi sejumlah objek wisata di Mangunan dan sekitarnya, saat dihubungi Harianjogja.com, Minggu (13/2/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun dia belum bisa memerinci berapa persen jumlah penurunan wisatawan tersebut. Sebab, biasanya data jumlah kunjungan wisatawan dihitung sepekan sekali setiap hari Minggu, sekitar pukul 17.00 WIB yang dilanjutkan dengan evaluasi.

Baca juga: Bukit Bego Patung Semar, Saksi Bisu Kecelakaan Bus Maut di Bantul

Meski demikian sejauh ini sudah ada biro perjalanan yang menggunakan bus membatalkan kunjungan ke Mangunan. Salah satunya rombongan kunjungan ke Kebun Buah Mangunan.

“Ada tujuh bus yang membatalkannya. Belum ditambah wisatawan yang tidak melakukan registrasi yang mendadak membatalkan kunjungan ke objek wisata alam,” ujarnya.

Menurut pia yang akrab disapa Ipung ini bagaimana pun kecelakaan bus maut di Bukit Bego yang merenggut 13 nyawa sudah menjadi berita nasional, bahkan internasional. Hal ini pun diduga membuat wisatawan takut untuk berkunjung ke objek wisata Mangunan dan sekitarnya.

Baca juga: Jalur Bukit Bego Lokasi Laka Maut Bantul Dikenal Curam & Rawan

Bus Dilarang Melintas

Panewu Dlingo, Slamet Pamuji, mengatakan selain dampak dari kecelakaan di Bukit Bego, turunnya kunjungan wisatawan ke objek wisata alam di Mangunan dan sekitarnya disebabkan larangan bus wisata melewati Jalan Imogiri-Dlingo. Khususnya bus yang akan keluar dari objek wisata di Dlingo dan dialihkan untuk melalui Jalan Dlingo-Patuk.

“Informasi yang simpang siur adanya bus dilarang melewati Jalan Imogiri-Dlingo sangat berpengaruh kepada kunjungan wisatawan. Apalagi Jalan Dlingo-Patuk sangat sempit dan banyak jalan yang rusak membuat wisatawan tak nyaman,” katanya.

Penurunan jumlah wisatawan ke objek wisata alam di Dlingo tentunya berdampak besar bagi ribuan masyarakat yang mengandalkan sektor pariwisata untuk mendapatkan penghasilan. Sementara ini mengikuti imbauan terkait terkait larangan bus melintas di Jalan Imogiri-Mangunan. Terutama untuk turunnya dari Dlingo ke Imogiri agar melintasi jalur Dlingo-Patuk Gunungkidul.

Baca juga: Gua Keramat Pantai Watulawang Gunungkidul Diminati Buat Semedi

Slamet menambahkan perlu sebuah kebijakan yang berdampak baik bagi semua pihak dan tidak mematikan sektor pariwisata di Dlingo.

“Misalnya bus wisata masih boleh lewat Jalan Imogiri-Dlingo kemudian kita menempatkan relawan di titik-titik rawan kecelakaan untuk memandu sopir bus agar selamat melalui Jalan Imogiri-Dlingo. Kemudian setiap bus wisata yang akan turun dari Dlingo selalu diingatkan untuk menggunakan gigi persneling kecil tentunya akan meminimalisir kecelakaan,” ujar Slamet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya