SOLOPOS.COM - Petani menanam padi di Mireng, Trucuk, Klaten, Senin (14/12/2015). Komando Distrik Militer (Kodim) 0723/Klaten mengerahkan jajarannya agar terjun ke sawah guna mendukung percepatan penanaman padi di musim tanam (MT) I. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Ekonomi desa di Klaten diberdayakan.

Solopos.com, KLATEN — Jumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Trucuk meningkat dari tiga unit menjadi 12 unit dalam setahun terakhir. Tahun ini sebanyak 18 desa di Kecamatan Trucuk ditargetkan seluruhnya memiliki BUMDes.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu Pendamping Desa Tingkat Kecamatan Trucuk, Sri Widada, mengatakan desa didorong memilliki BUMDes guna mengoptimalkan pemanfaatan Dana Desa yang dikucurkan pemerintah pusat. Melalui BUMDes, aspek pemberdayaan masyarakat menuju desa mandiri semakin kuat.

“Jangan sampai Dana Desa hanya untuk pembangunan fisik. Kalau dimulai dari sisi pemberdayaan masyarakat bisa mengangkat potensi desa. Hal itu mendorong desa cepat berkembang menjadi desa mandiri,” kata Widada, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (20/6/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Unit usaha BUMDes, lanjut Widada, disesuaikan dengan potensi masing-masing desa. Ia mencontohkan di Desa Wanglu, BUMDes mengembangkan kios-kios desa. Pada tahun ini desa setempat juga memprioritaskan membangun lapangan futsal.

“Di sana, warga kalau mau futsal jauh. Jadi nanti di desa-desa sekitar bisa mendapatkan tempat latihan yang memadai dan dekat. Tentunya juga menambah PAD [Pedanapatan Asli Desa] setempat,” kata laki-laki yang juga menjabat koordinator Pendamping Desa se-Kabupaten Klaten.

Widada menjelaskan ada beberapa kendala yang dihadapi soal pembentukan BUMDes, misalnya soal kesiapan desa yang tak sama satu sama lain. Selain itu, faktor sumber daya manusia (SDM) di tiap desa juga tidak sama.

“Bahkan, pada tahun-tahun awal kami mendampingi dari sisi administrasi karena banyak yang kurang tertata. Kami juga mendampingi soal penyusunan prioritas dan menyusun perencanaan yang bagus, dan lainnya. Sebab, mulai tahun ini pengawasan Dana Desa bakal lebih ketat.”

Pendamping desa lain, Yusuf Siswanto, menuturkan jumlah PAD yang diterima desa per tahunnya bisa digunakan untuk melihat apakah potensi wilayah desa digarap optimal atau belum. “Kalau di angka 3-5 tahun pertumbuhan PAD signifikan berarti potensi desa sudah digarap,” kata dia, Selasa.

Yusuf berharap BUMDes bisa mewadahi unit usaha di desa mulai dari wisata, industri kerajinan, industri olahan, potensi wilayah geografis, SDA, penyewaan, dan lainnya. Desa harus pandai-pandai mengelola itu menjadi aset desa yang terus berkembang menjadi kekayaan desa.

Terpisah, Sagino, operator Sistim Keuangan Desa Planggu, mengatakan BUMDes di Planggu dibentuk pada Januari 2017. BUMDes mengelola unit usaha berupa lumbung simpan pinjam bagi warga desa. Lumbung yang dikelola a la koperasi itu kini memiliki setidaknya 50 anggota.

“Banyak warga yang memanfaatkan lumbung ini baik untuk simpan maupun pinjam,” kata Sagino, saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Ke depan, Desa Planggu mendirikan penangkaran benih padi bagi petani serta menyediakan obat-obatan pertanian. Sebuah gudang telah disiapkan untuk merealisasikannya. “Kami tinggal menunggu Dana Desa turun sebagai modal memulai usaha itu.”

Ia berharap BUMDes bisa berkembang lebih maju dan pesat. Manfaat BUMDes selain bisa meningkatkan PAD juga diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Planggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya