SOLOPOS.COM - ilustrasi. (dok Solopos)

Jakarta (Solopos.com)–Di akhir tahun ini pemerintah memprediksikan harga beras akan naik. Langkah antisipasi dilakukan dengan menjaga stok mencukupi sehingga laju inflasi tertahan.

Demikian disampaikan oleh Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan ketika ditemui di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (18/11/2011).

Ekspedisi Mudik 2024

“Sampai Desember yang paling kita takuti harga beras. Tapi perkembangan harga mingguan dan harian terlihat nggak banyak pemicu inflasi tahun ini. Walaupun ada secara gradual itu harga beras naik tapi tidak seperti peristiwa di 2010,” jelas Rusman.

Dia mengatakan, tahun ini dipastikan produksi beras Indonesia menurun. Namun dia bisa memastikan produksi akan kembali naik di 2012.

“Saya sudah meyakinkan para petani bahwa nggak usah kecewalah kalau tahun 2011 misalnya produksi padi kita memang menurun karena kan memang tinggal dua bulan ini kan,” kata Rusman.

Mantan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) ini yakin di 2012 akan ada kenaikan produksi beras yang tinggi.

Harga beras Desember hingga Februari nanti menurut Rusman akan terus tinggi karena trennya memang seperti itu tiap tahun. Di akhir dan awal tahun panen tidak terjadi.

“Tapi mulai Maret kita menikmati deflasi dari harga beras dan itu berikan sumbangan. Bulan-bulan deflasi itu biasanya bulan-bulan harga beras turun juga,” imbuh Rusman.

Di November ini Rusman memperdiksikan sumbangan beras terhadap inflasi mencapai 1-2%. Pemerintah tidak perlu mengimpor selama suplai bisa dijaga dengan baik.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya