Solopos.com, SOLO — Sebanyak 10 kampus di Tanah Air mengajak kerja sama Universitas Terbuka (UT) dalam rangka menyiapkan sistem pembelajaran berbasis digital atau e-learning.
Saat ini PT sedang mengembangkan model e-learning. Pengembangan metode pembelajaran tersebut untuk mempermudah mahasiswa dalam belajar.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Ke-10 perguruan tinggi bekerja sama dengan Universitas Terbuka untuk menyelenggarakan kegiatan perkuliahan daring adalah Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sumatra, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Malang, Universitas Pendidikan Ganesha, Politeknik Negeri Madiun, dan Politeknik Negeri Bandung.
Direktur UT Solo, Yulia Budiwati, mengatakan pembelajaran daring merupakan terobosan penting yang harus diterapkan perguruan tinggi untuk meningkatkan akses masyarakat ke pendidikan tinggi, namun tetap menjaga kualitas. Perguruan tinggi juga harus menyesuaikan program studi sesuai tuntutan perkembangan Revolusi Industri 4.0 serta menghasilkan lulusan yang kreatif, inovatif, dan kompetitif.
“Perguruan tinggi dituntut melakukan revolusi dan transformasi secara digital dalam penyelenggaraan Tri Dharma perguruan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com melalui sambungan telepon, Senin (13/5/2019).
Yulia menekankan perlunya inovasi dan terobosan untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi. Melalui pembelajaran daring, PT dapat memberikan layanan kepada semua lapisan masyarakat tanpa adanya batasan ruang dan waktu.
“Saya berharap perguruan tinggi lainnya dapat menjalin kerja sama dengan UT untuk menyelenggarakan perkuliahan daring [dalam jaringan],” ujar dia.
Yulia menjelaskan metode kuliah daring sejak lama diterapkan di UT guna memfasilitasi mahasiswa. Metode tersebut disesuaikan dengan kondisi mahasiswa yang berasal dari berbagai latar belakang.
“Kuliah online diterapkan untuk memfasilitasi mahasiswa. Jadi sistem belajar lebih fleksibel mengingat mahasiswa kami berasal dari berbagai kalangan,” ujar dia.