SOLOPOS.COM - Diaroma manusia purba, di Museum Sangiran (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan menggelar Pameran Kampung Purba di De Colomadu, Karanganyar. Acara ini diklaim akan jadi pameran prasejarah terbesar di dunia.

Pameran Kampung Purba akan digelar selama 14 hari mulai 12 September 2022. Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian dari Sangirun Night Trail 2022 yang dipusatkan di Sangiran, Kalijambe, Kabupaten Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, dalam jumpa pers virtual, Rabu (10/8/2022) siang, menyampaikan Pameran Kampung Purba digelar dengan menggandeng Museum Geololgi Bandung. Pameran ini akan menampilkan kehidupan manusia purba jutaan tahun silam.

“Tentu dalam pameran ini juga memperlihatkan Indonesia sebagai salah satu tempat situs warisan prasejarah yang terbanyak di dunia. Ini kelebihan yang perlu disadari bersama. Kami bisa mengidentifikasi tempat-tempat prasejarah mulai dari Sangiran sampai Sumatra,” ujarnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Lomba Lari Sangirun 2022 Bakal Beda dan Lebih Menarik, Catat Jadwalnya

Pelaksana kegiatan Sangirun Night Trail 2022 dari Komunitas Luar Kotak, Andre Donas, menjelaskan Pemeran Kampung Purba di eks pabrik gula De Colomadu itu bertajuk Revolution. Pameran ini, sebut dia, akan jadi pameran prasejarah terbesar di dunia.

Dalam pameran itu, jelas Andre, akan digambarkan kehidupan prasejarah dimulai dari berburu hingga menetap. Gambaran kehidupan prasejarah dari beberapa Klaster itu akan ditampilkan menggunakan teknologi multimedia. Dia berharap dengan teknologi penonton lebih mudah memahami situasi kehidupan prasejarah.

“Konsepnya merupakan gabungan cara instalasi dan multimedia. Ada tayangan yang menarik nanti. Kami juga membawa mumi dari Mamasa, Sulawesi Barat, yang nantinya bisa menjadi daya tarik bagi penonton,” ujarnya.

Baca Juga: Kerajinan Gerabah di Bayat Ada Sejak Zaman Prasejarah

Sementara di Sangiran, Andre juga menggelar Sangiran Fair dengan menyajikan pasar budaya terbesar dari desa-desa di seputaran Sangiran. Dia mengundang orang dari luar negeri datang ke Sangiran.

Di Sangiran Fair itu, jelas dia, bukan hanya performing art dan jualan tetapi juga menampilkan potensi kehidupan masyarakat Sangiran.

Pada 2021 lalu ada 10 desa yang dilewati pelari peserta Sangirun Night Trail dengan menunjukkan potensi desa wisata. Tetapi sekarang potensi 10 desa itu ditampilkan di pasar budaya.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyebut desa-desa di Sangiran yang bisa ditampilkan terdiri atas empat desa yang masing-masing merupakan klaster Museum Sangiran. Desa tersebut yakni Bukuran, Krikilan, Ngebung, di Kecamatan Kalijambe dan Manyarejo di Kecamatan Plupuh.

Baca Juga: Museum Bukuran-Ngebung Sragen Dibuka Lagi, Segini Harga Tiketnya

Ada juga desa lain di Kabupaten Karanganyar yang masuk Klaster Museum Sangiran, yakni  Rejosari, Krendowahono, dan Dayu yang semua masuk di Kecamatan Gondangrejo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya