SOLOPOS.COM - Pembelajaran online. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Penerimaan peserta didik baru (PPDB) lewat jalur zonasi kerap menimbulkan masalah. Terutama bagi calon siswa yang berada di wilayah yang tak memiliki sekolah. Seperti di Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.

Kecamatan itu tak punya SMA negeri. Lulusan SMP di sana sulit melanjutkan sekolah ke SMAN. Sebagai solusi sementara, pemerintah membuka pendaftaran kelas virtual bagi calon siswa dari Pasar Kliwon. SMAN 2 Solo dipilih untuk menyelenggarakan kelas virtual yang hanya dibuka satu rombongan belajar berjulan 36 siswa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

SMAN 2 Solo sendiri berlokasi di Kecamatan Banjarsari.

Camat Pasar Kliwon Ahmad Khoironi menjelaskan kelas virtual merupakan salah satu solusi bagi warga yang kesulitan mendaftar sekolah negeri karena wilayah Kecamatan Pasar Kliwon tidak memiliki SMA Negeri.

“Diharapkan SMA negeri dibagun di wilayah kecamatan namun usulan SMA dipindah ke Pasar Kliwon itu tidak bisa langsung ditindaklanjuti. Makanya ini menjadi solusi sementara menunggu solusi permanen usulan SMA Negeri,” kata Camat Pasar Kliwon Ahmad Khoironi kepada Solopos.com, Sabtu (2/6/2022) pagi.

Baca Juga: Pendaftaran Kelas Virtual SMAN 2 Solo Masih Dibuka Gaes, Ini Syaratnya

Mengutip laman jatengprov.id, program sekolah virtual ini diiniasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sekolah virtual ini awalnya berjalan di dua sekolah rintisan di SMAN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu Boyolali.

Teknis Kelas Virtual

Teknisnya, pembelajaran virtual sebanyak 70 persen, dan sisanya pembelajaran tatap muka.

“Maksimal nanti hanya 30 persen yang tatap muka. Lainnya, dengan cara sekolah virtual,” tutur Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Syamsudin Isnaini, dihubungi via telepon, Kamis (12/11/2020).

Pembelajaran tatap muka dilakukan untuk mengumpulkan siswa kelas virtual. Dalam pertemuan offline atau luring itu siswa dijelaskan mengenai buku modul dan hal terkait lain pada kelas virtual.

“Nanti pada saat akan kenaikan kelas atau ujian, juga akan ketemu [tatap muka] lagi,” terang dia lebih lanjut.

Baca Juga: Yes! Calon Siswa di Pasar Kliwon Bisa Daftar Kelas Virtual SMAN 2 Solo

Soal pembelajaran dengan metode tatap muka yang dapat dilakukan 30 persen di kelas virtual, kata dia, diarahkan untuk pengenalan lingkungan, metode pembelajaran, bimbingan konseling, tugas laboratorium, dan lainnya. Namun, kelas virtual tetap pada konsep awal dengan pembelajaran berbasis IT.

Sekolah virtual itu telah diikuti 72 siswa. Atau masing-masing sekolah diikuti 36 siswa. Siswa dari keluarga kurang mampu merasa terbantu dengan sekolah virtual.

“Dari sisi akses, [sekolah virtual diutamakan untuk anak didik dari keluarga kurang mampu. Program ini kan sangat bermanfaat. Jadi memang anak-anak yang kemarin tidak ada harapan untuk masuk sekolah dan di sekolah negeri. Di dua kelas ini, dapat,” jelas Syamsudin.

Angka anak tidak sekolah karena permasalahan biaya di Jawa Tengah mencapai sekitar 45.000 orang. Dengan adanya kelas virtual diharapkan persoalan itu bisa diminimalkan. Meski demikian, tidak hanya sekolah virtual yang menjadi satu-satunya program mengurangi angka putus sekolah. Ada juga peran sekolah swasta.

“Dari sekolah swasta mau memfasilitasi meringankan beban anak sekolah,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya