SOLOPOS.COM - Sejumlah warga melintas di jalan yang telah dibersihkan dari material longsor akibat gempa di Jalan Raya Puncak-Cianjur, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Akses jalan yang sebelumnya putus akibat longsor pengerjaannya sudah 65 persen dibersihkan, kini sudah bisa dilalui oleh warga yang ingin melintas dengan berjalan kaki. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

Solopos.com, SEMARANGGempa bumi yang terjadi dengan magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur dikhawatirkan bakal diikuti dengan gempa-gempa susulan. “Walaupun lebih kecil, tetap harus waspada,” kata Kepala Pusat Studi Bencana (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Anggri Setiawan, Selasa (22/11/2022).

Anggri menyebutkan peneliti di Tanah Air telah cukup intens melakukan pemantauan potensi gempa pada Sesar Lembang dan Sesar Sumatra. Menurutnya, upaya pemetaan tersebut mesti dilakukan di daerah-daerah lainnya guna mengidentifikasi potensi bencana gempa bumi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Jika sudah teridentifikasi, masing-masing sesar perlu diestimasi rata-rata kecepatan pergerakannya. Dengan data inilah, kita bisa tahu mana sesar yang masih aktif dan tidak. Serta mana yang paling berpotensi untuk gempa di masa depan,” jelas Anggri dalam siaran persnya.

Baca Juga Belajar dari KLB di Aceh, Ketahui Polio Menular Lewat Apa

Langkah pemetaan tersebut memang tidak sepenuhnya akurat. Namun, Anggri menjelaskan bahwa ketersediaan data kebencanaan itu penting sebagai acuan mitigasi bencana di masa mendatang. Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan aktifnya Sesar Cimandiri sebagai penyebab terjadinya gempa di Cianjur beberapa waktu lalu.

Selain Cianjur, Jakarta Selatan juga memiliki Sesar Baribis yang menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih berstatus aktif. Lebih lanjut, Anggri mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan dengan lereng yang curam untuk bisa melakukan evakuasi.

Pasalnya, dengan potensi terjadinya gempa susulan di wilayah sekitar episentrum gempa besar, ada risiko longsor yang menghantui kawasan dengan tanah yang tidak stabil. “Apalagi dengan ditambah hujan lebat,” tambahnya.

Baca Juga Yang Hilang Kembali Mengancam, KLB Polio Setelah 8 Tahun Bebas Polio

Satuan Kerja Penanggulangan Kedaruratan Bencana (SKPDB) di tingkat kabupaten juga diminta waspada. Anggri menyebut, satuan kerja itu punya peran penting untuk mengkoordinasi tahapan siaga darurat, tanggap darurat, serta transisi pemulihan ketika terjadi bencana alam.

Sebagai langkah awal mitigasi bencana gempa Cianjur, Anggri juga menjelaskan bahwa fasilitas penampungan dan logistik perlu jadi perhatian. Salah satunya dengan pendirian fasilitas tenda darurat. “Setiap bencana dan dampak yang ditimbulkan memerlukan waktu penanganan yang berbeda. Umumnya mengacu kepada penyediaan bahan logistik tanggap darurat dan melihat perkembangan situasinya,” jelas Anggri.

 

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Akademisi UGM Ingatkan Potensi Gempa Susulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya