SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, AMSTERDAM — Laga Ajax Amsterdam versus Bayern Munich pada partai penutup Grup E Liga Champions pantas dinantikan. Selain sama-sama berlatar belakang sejarah besar, Ajax dan Bayern sedang berebut status juara grup.

Jejak Bayern dan Ajax di lingkaran elite Eropa tak diragukan. Bayern mengoleksi lima gelar Piala/Liga Champions masing-masing pada 1973/1974, 1974/1975, 1975/1976, 2000/2001, dan 2002/2003. Sementara Ajax mengoleksi empat biji Si Kuping Lebar, sebutan trofi Piala/Liga Champions, masing-masing pada 1970/1971, 1972/1973, dan 1994/1995.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun pertemuan kedua tim pada partai pamungkas Grup E, di Johan Cruyff Arena, Amsterdam, Kamis (13/12/2018) pukul 03.00 WIB, bukan hanya persoalan gengsi masa lalu. Mereka akan mati-matian memenangi duel ini demi finis sebagai juara Grup E. Ajax dan Bayern sudah memastikan lolos ke fase knock-out. Akan tetapi status juara grup tetap penting karena bisa menguntungkan mereka untuk menghindari lawan lebih berat pada drawing babak 16 besar nanti.

Bayern hanya membutuhkan hasil seri di Johan Cruyff Arena untuk mempertahankan posisi puncak mereka di Grup E. Sementara Ajax mesti mengalahkan tamu mereka jika ingin mengudeta Bayern dari pucuk klasemen Grup E. “Kami akan berangkat ke Amsterdam dan finis sebagai juara grup, itu penting bagi kami,” ujar gelandang Leon Goretzka, Selasa (11/12/2018).

Rivalitas Bayern dan Ajax sendiri selalu berjalan ketat. Dalam sembilan pertemuan, keduanya sama kuat dengan masing-masing mencatat tiga kemenangan dan tiga laga tersisa berakhir imbang. Pada pertemuan terbaru, Bayern ditahan imbang Ajax 1-1 di Allianz Arena, Munich, Oktober 2018 silam.

Pelatih Bayern, Niko Kovac, mulai menemukan ramuan idealnya. Setelah berganti-ganti line-up, Kovac akhirnya mempertahankan starting XI sebelumnya ketika menundukkan Nurenberg 3-0 di Bundesliga, akhir pekan lalu. Kunci formula pas itu, yakni menggeser Joshua Kimmich dari bek kanan ke pos gelandang tengah berdampingan dengan Leon Goretzka. Duet Kimmich-Goretzka terlihat nyetel di antara barisan bek dan lini serang.

“Kami main bersama sejak di level U-21, jadi kami sudah saling mengenal satu sama lain sangat lama,” jelas Kimmich, seperti dikutip Reuters.

Ajax tak kalah percaya diri bisa menggebuk Bayern yang belum pernah merasakan kekalahan di Grup E. Dengan mengusung skuat dengan rata-rata usia 22,3 tahun, tim berjuluk De Godenzonen (Anak-Anak Tuhan) ini akhirnya kembali mencicipi babak knock-out Liga Champions untuk kali pertama sejak 13 tahun silam.

Duo pemain muda, gelandang Frenkie de Jong dan bek sentral Matthijas de Ligt, menjadi andalan De Godenzonen. Kini, mereka bertekad melanjutkan kejutan dengan menjadi juara grup. “Kami akan berjuang mendapatkan itu [status juara grup],” ujar De Ligt, seperti dilansir Washingtonpost. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya