SOLOPOS.COM - Kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) menjadi gaya hidup dan norma bagi semua orang perlu ditanamkan sejak dini. (ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO--Kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) menjadi gaya hidup dan norma bagi semua orang perlu ditanamkan sejak dini. Hal ini memerlukan sinergi antara keluarga di rumah, pendidikan, hingga lingkungan masyarakat dan stakeholder lainnya.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kirana Pritasari, mengatakan informasi mengenai CPTS sebaiknya diperkenalkan kepada anak sejak dini di rumah. Kemudian, anak mendapatkan materi serupa juga di sekolah termasuk penyediaan fasilitasnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan, mencuci tangan pakai sabun pun bisa menjadi kompetensi yang harus dikuasai siswa. Keluar dari sekolah, anak-anak juga akan menemukan contoh aktivitas mencuci tangan di fasilitas umum. Hal ini akan menjadikan CTPS sebagai perilaku yang melekat sebagai kebutuhan.

Potensi Persebaran Virus Covid-19 ada di Restoran, Hindari dengan Cara Ini

“Ini jadi tantangan kita semua karena belum semua daerah bisa melaksanakan hal tersebut. Jangan sampai kembali kepada perilaku lama yang kurang baik. Kemudian kita investasi lagi baik untuk sosialisasi maupun infrastruktur,” kata Kirana, dalam acara kampanye nasional secara virtual peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia yang digelar Kementerian kesehatan, Kamis (15/10/2020).

Kirana berpesan, mengkampanyekan kebiasaan CTPS perlu memperhatikan kearifan sosial lingkungan setempat agar melekat dalam kehidupan sehari-hari. Kementerian Kesehatan juga melalui Puskesmas mengkampanyekan hal ini melalui PKK, kader kesehatan, hingga kepala desa.

Bikin Haru, Begini Solidaritas Warga Gandekan Solo untuk Tetangga yang Menjalani Karatina

Memasukkan dalam Kurikulum

Senada Kirana, Koordinator PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, R.R Lestari, mengatakan membudayakan CTPS dilakukan dengan memasukkan ke dalam kurikulum. Materi ini sudah ada sejak jenjang PAUD sampai menengah.

Lestari mengatakan membudayakan CTPS, selain memerlukan peran keluarga mengenai contoh praktik mencuci tangan, di sekolah ada kurikulum. Hal ini perlu menjadi prosedur tetap siswa dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas ini misalnya siswa mencuci tangan sebelum masuk kelas cuci tangan dan selesai kelas.

“Apalagi di era pandemi. Dalam SE Mendikbud disampaikan lebih menjaga protokol kesehatan,” kata dia.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Agus Suprapto, berpendapat kebiasaan mencuci tangan kepada masyarakat bergantung pada latar belakang masing-masing orang. Ada orang yang lebih awal merespon cepat, namun ada juga yang lambat.

Maka itu, Agus berpendapat, membangun kebiasaan mencuci tangan perlu diajarkan sejak dini melalui pendidikan. Para siswa bisa diterangkan melalui manfaat mencuci tangan dan alasan kenapa harus mencuci tangan.

“Peran media juga luar biasa. Ketersediaan sarana prasarana. Ini sangat mendukung untuk melahirkan kebiasaan baru. Mestinya ada reward untuk kelompok-kelompok tertentu,” ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya