SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tiket Pesawat (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, JAKARTA — Sejumlah pihak mempertanyakan tarif airpoxt tax yang naik di saat harga tiket pesawat mahal.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelaskan alasan tarif airport tax sejumlah bandara yang naik.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Sandiaga membenarkan adanya penaikan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau airport tax di sejumlah bandara. Sebagian bandara sudah melaporkan untuk menaikkan airport tax karena adanya peningkatan biaya operasi dan juga penyesuaian agar bandara bisa tetap sesuai dengan keberlanjutan lingkungan.

“Operator bandara juga tengah beradaptasi menyesuaikan dengan tekanan biaya operasi usai pandemi,” ujarnya, Jumat (15/7/2022) seperti dilansir Bisnis.

Namun, untuk sejumlah bandara di destinasi pariwisata super prioritas belum ada yang melaporkan kenaikan. Dia juga telah membicarakan penaikan airport tax tersebut bersama dengan Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo.

Sandiaga menyebut penaikan biaya PJP2U tersebut sudah didiskusikan bersama dengan sejumlah pihak termasuk Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Baca Juga: Dolan Solo-Wonogiri Naik Kereta Batara Kresna, Catat Rute dan Tarifnya

Menurutnya, Menhub Budi Karya Sumadi sudah meminta agar naiknya tarif pesawat tersebut bisa diimbabgi oleh maskapai untuk menambah jumlah penerbangan.

Sandi juga menyebut bahwa sejumlah maskapai seperti AirAsia, Lion grup, dan Pelita Air Services akan meningkatkan kuantitas penerbangan.

Dengan demikian, diharapkan, tarif tiket pesawat bisa diturunkan dan pengelolaan bandara menjadi lebih maksimal seiring dengan peningkatan jumlah permintaan.

“Pak Luhut saja sampai naik kelas ekonomi. Saya juga beberapa kali hadapi kekurangan jumlah ketersediaan kursi. Ini di tiap destinasi pariwisata prioritas sedang dicari solusinya,” jelasnya. Di sisi lain, Sandiaga juga berharap penaikan aiport tax tidak serta merta membuat harga tiket pesawat menjadi mahal karena harga avtur juga mahal.

Baca Juga: BRT Trans Jateng Pun Tak Bikin Goyah Penumpang Bus Bumel Solo-Wonogiri

Sebelumnya, Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi) menyayangkan para operator bandara tidak mengumumkan secara transparan penaikan tarif airport tax di sejumlah bandara.

Ketua Apjapi Alvin Lie menjelaskan harga tiket naik karena lonjakan harga avtur yang sudah lebih dari 100 persen dibandingkan dengan harga avtur pada awal tahun. Selain itu, beban konsumen transportasi udara diperberat dengan kenaikan PJP2U yang cukup signifikan.

“Sangat disesalkan para operator bandara tidak mengumumkan secara transparan penaikan ini sehingga terkesan yang naik adalah harga tiket pesawat,” ujarnya, Kamis (14/7/2022).

Baca Juga: Jemaah Haji Debarkasi Solo Tes Antigen Acak: Alhamdulillah Negatif

Harga Tiket Mahal

Harga tiket pesawat di masa setelah pandemi bakal mengalami kenaikan signifikan. Willie Walsh, Direktur Jenderal Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menjelaskan hal itu lantaran harga minyak dunia melonjak sebagai akibat permintaan yang tinggi dan perang Rusia-Ukraina.

Mantan bos British Airways itu mengatakan mau tidak mau, biaya ini harus dibebankan kepada konsumen. Walsh mengatakan wisatawan perlu bersiap untuk biaya penerbangan yang meningkat.

“Terbang akan lebih mahal bagi konsumen, tanpa diragukan lagi. Harga minyak yang tinggi akan tercermin pada harga tiket yang lebih tinggi,” katanya seperti dilansir BBC, Senin (11/7/2022) seperti dilansir Bisnis.

Selain permintaan yang tinggi setelah dunia pulih dari pandemi, dampak dari perang di Ukraina telah mendorong harga minyak naik lebih jauh.

Baca Juga: Aturan Baru Penumpang Pesawat Wajib Vaksin Booster Berlaku 17 Juli 2022

AS telah mengumumkan larangan penuh atas impor minyak dari Rusia, dengan Inggris akan menghentikan pasokan dari Negeri Berung Merah pada akhir tahun.

Para pemimpin Uni Eropa mengatakan mereka akan memblokir sebagian besar impor minyak Rusia pada akhir 2022. Hal itu berarti permintaan minyak dari produsen lain telah meningkat, yang mengarah ke harga yang lebih tinggi.

Walsh mengatakan harga bahan bakar berada pada rekor tertinggi, sementara minyak adalah elemen terbesar dari basis biaya maskapai.



“Tidak dapat dihindari bahwa pada akhirnya harga minyak yang tinggi akan diteruskan ke konsumen dengan harga tiket yang lebih tinggi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya