SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI — Ketiadaan air untuk mengairi sawah membuat sejumlah petani di Kecamatan Andong, Boyolali, kehilangan pekerjaan. Para petani pun beralih bekerja serabutan demi mempertahankan dapur mereka tetap mengepul.

Untuk diketahui, sejumlah kawasan di wilayah Boyolali utara seperti Andong hanya memiliki dua kali musim tanam karena pengaruh lingkungan. Tipe sawah tadah hujan membuat lahan pertanian tak memungkinkan ditanami saat kemarau seperti saat ini. Rata-rata sawah tipe tadah hujan di daerah kering hanya produktif selama tujuh bulan atau dua kali musim tanam dalam satu tahun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seorang petani di Desa Kunti, Andong, Darso, menyebutkan musim tanam pertama biasa dimulai pada bulan September. Warga menanam padi dengan sistem tumpang sari bersama tanaman palawija untuk memanfaatkan lahan tegalan.

“Biasanya sekali musim tanam butuh waktu 3-4 bulan, sementara cadangan air tidak cukup untuk setahun,” kata dia ketika berbincang dengan , Minggu (4/8/2019). Dengan demikian, jika dihitung masa produktif petani paling lama hanya delapan bulan.

Darso mengaku setelah MT II selesai, lahan garapannya sudah tidak lagi memiliki cadangan air. Dia pun menganggur dan kadang-kadang beralih pekerjaan mencari pakan ternak. Pekerjaan ini tidak selalu membuahkan rupiah, lebih banyak digunakan untuk memberi makan ternak sendiri.

Petani lain di Desa Pranggong, Andong, Sarno, menuturkan hal senada. Sejak bulan Ramadan lalu dia tidak bisa lagi bertani karena lahannya kehabisan air. “Saya sudah menganggur cukup lama, sejak Bulan Puasa,” ujar dia.

Selama itu pula Sarno menjadi buruh serabutan jika ada yang membutuhkan. Kadang dia bekerja sebagai kuli bangunan atau pencari rumput. Pekerjaan itu tak memberinya pemasukan tetap, rata-rata Rp70.000-Rp100.000 per hari jika ada yang membutuhkan tenaganya.

Sementara itu, Camat Andong, Edy Kristiawan, membenarkan sat ini ada banyak lahan kosong atau tidak ditanami di Andong. “Lahan itu gagal ditanami karena kurang air,” terang Edy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya