SOLOPOS.COM - Ilustrasi air PDAM (JIBI/Solopos/Dok.)

Air PDAM yang mengaliri Desa Pucangan ngadet sehingga terpaksa warga mandi air galon.

Solopos.com, SUKOHARJO – Sejumlah warga Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura terpaksa membeli air galon untuk mandi. Pasokan air bersih macet mulai pagi hari-sore hari sejak sebulan terakhir.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu (17/7/2016), mayoritas warga Desa Pucangan mengandalkan pasokan air bersih dari PDAM Tirta Makmur Sukoharjo. Pasokan air bersih itu digunakan untuk mandi, mencuci dan memasak setiap hari. Sebulan terakhir, warga harus merogoh kocek untuk membeli air galon yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih saat pagi hari-sore hari. Pasokan air bersih ke permukiman macet.

Padahal, PDAM baru saja menaikkan tarif air bersih untuk pelanggan rumah tangga sekitar 30 persen mulai Maret. Warga menilai kenaikan tarif air bersih tak dibarengi peningkatan kualitas pelayanan lantaran pasokan air bersih kerap macet.

“Keponakan saya selalu mandi dengan air galon setiap pagi hari. Air di bak mandi habis sementara pasokan air dari PDAM macet, “ kata Wawan, 28, warga Perumahan Ostium Regency, Desa Pucangan, Kartasura, saat berbincang dengan Espos, Minggu.
Masyarakat sangat membutuhkan pasokan air bersih saat pagi hari. Para pegawai dan pelajar membutuhkan air bersih untuk mandi. Sementara ibu rumah tangga (IRT) membutuhkan air bersih untuk mencuci dan memasak.

Para pelanggan selalu membayar tarif air bersih tepat waktu setiap bulan. Mereka tak ingin PDAM memutus pasokan air bersih lantaran menunggak bayar tarif air bersih. “Kewajiban kami membayar tarif air bersih setiap bulan telah dipenuhi. Kami juga punya hak mendapat pelayanan pasokan air bersih secara maksimal,” ujar dia.

Sebenarnya, ia tak mempermasalahkan kenaikan tarif air bersih asalkan dibarengi peningkatan kualitas pelayanan terhadap pelanggan air. Pada praktiknya, pelayanan terhadap pelanggan air justru tak diprioritaskan. Pasokan air bersih masih kerap macet sehingga warga terpaksa membeli galon air.

Wawan meminta agar PDAM segera mengevaluasi kualitas pelayanan terhadap pelanggan air.

“Secara geografis kami berdomisili di wilayah berkembang karena letak Kartasura sangat strategis. Pertanyaannya, mengapa pasokan air bersih macet setiap hari?” papar dia.

Seorang warga Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Bambang, 42, mengungkapkan hal senada. PDAM harus meningkatkan kualitas pelayanan agar tak ada lagi keluhan yang dilontarkan para pelanggan air. Selain pasokan air, sejumlah pelanggan air bersih lainnya kerap mengeluhkan warna air sangat keruh. Mereka memilih membeli galon air lantaran pasokan air bewarna keruh.

Dia berniat mendatangi Kantor PDAM Tirta Makmur Sukoharjo untuk bertemu langsung dengan jajaran direksi apabila pasokan air masih sering macet.

“Kami selalu rajin membayar tarif air bersih yang naik setiap bulan. Harapannya PDAM bisa meningkatkan kualitas pelayanan. Nah, ini justru sebaliknya, kualitas pelayanan malah makin buruk,” kata dia.

Di sisi lain, Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Makmur Sukoharjo, Slamet Sanyoto, belum bisa dimintai konfirmasi ihwal pasokan air bersih yang kerap macet. Ponselnya tidak aktif saat dihubungi Espos.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya