SOLOPOS.COM - Surani, bersama kakaknya, Wardiyanto, sesampainya di kampung halaman di Dukuh Ngembar, Desa Mojorejo, Karangmalang, Sragen, Kamis (16/7/2020). (Solopos.com/Moh Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN – Surani, 45, tak kuasa menahan air matanya menceritakan kisah kelam yang dialami saat bekerja menjadi TKW di Arab Saudi. TKW asal Dukuh Ngembat, Desa Mojorejo, Kecammatan Karangmalang, Sragen, itu sebelumnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jedah, Arab Saudi.

Surani mengaku disekap di kamar oleh majikannya selama dua bulan. Selama itu dia mengaku tidak diberi makan oleh sang majikan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dua bulan saya disekap di kamar. Dikunci dari luar, tidak dikasih makan sama majikan. Saat saya minta garam untuk mengganjal perut saja tidak dikasih,” ujar Surani sesenggukan saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis (16/7/2020).

Surani yang baru tiba di kampung halaman di Karangmalang, Sragen pada Rabu (15/7/2020) sebenarnya sudah menjadi TKW di Arab Saudi sejak 1999. Tiga tahun berselang, ia sempat pulang kampung. Namun, ia kembali lagi ke Arab Saudi di tahun yang sama.

Rebutan Tanah 3 Meter, Pak RT dan Warga di Kedawung Sragen Saling Gempur 

Awal Malapetaka

Pada awalnya, segalanya berjalan baik-baik saja. Saat itu, Surani bekerja dengan majikan yang baik. Dari majikan itu, dia mendapat bayaran 1.000 riyal atau setara Rp3,9 juta/bulan. Dari penghasilannya sebagai TKW, Surani masih bisa menabung dan mengirim uang kepada keluarga di kampung halaman.

Namun, segalanya berubah ketika majikannya itu meninggal dunia. Ia kemudian memiliki majikan baru yang tak lain anak dari majikan lamanya. Perangai majikan baru bernama Nafisa, 58, itu jauh berbeda dengan ibunya.

“Saya memang tidak pernah mendapat kekerasan fisik. Tapi, saya pernah dilempar barang yang hampir mengenai saya. Saya juga pernah diancam ditusuk pakai pisau. Pernah sekali ditoyor waktu menjatuhkan sedikit beras, tapi tidak apa-apa. Yang paling menyakitkan itu dikurung dalam kamar selama dua bulan tanpa diberi makan. Katanya biar saya mati kelaparan,” kenang Surani.

Panggung Sangga Buwana di Keraton Solo, Tempat Ketemu Ratu Kidul

Curhat

Tindakan tidak mengenakkan bermula ketika Surani tepergok mencurahkan isi hati (curhat) kepada anak majikannya. Saat itu, si TKW asal Karangmalang, Sragen, ini merasa butuh tempat untuk menyampaikan uneg-uneg yang selama ini terpendam.

Selain kerap mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari majikan, gaji Surani selama beberapa bulan juga belum dibayar. Namun, tindakan itu harus dibayar mahal olehnya. Majikannya itu tidak terima Surani mengadu kepada anaknya. Alhasil, sang majikan melampiaskan kekesalan dengan menyekap Surani dalam kamar berukuran 5×4 meter persegi.

“Saya disekap sejak satu pekan sebelum puasa hingga berlangsung selama dua bulan. Saya tidak boleh keluar kamar. Tidak dikasih makan. Dalam dua hari pernah dikasih makan satu roti. Biasanya separuh roti itu saya makan sehari, separuhnya dimakan hari berikutnya. Kadang saya sampai dua hari enggak makan sama sekali,” kata Surani.

Ajian Bolo Sewu dan Misteri Kekuatan Giman Ngawi Geser Rumah dalam Sekejap 

Dia bahkan sampai harus menampung air seninya di botol bekas lantaran disekap di dalam kamar. Saat sang majikan lupa mengunci pintu, dia pun mengendap-endap keluar kamar untuk buang hajat.

“Saya harus memakai botol bekas untuk menampung air seni. Saat majikan lupa mengunci kamar, biasanya saya nyelonong ke ke kamar mandi untuk buang air besar. Mungkin karena jarang makan, saya hanya sekali buang air besar dalam beberapa hari,” ujar Surani.

Jadi Ketua DPRD Termiskin Se-Jateng, Ini Jumlah Utang Suparno

Telepon KJRI

Beruntung,  ponsel milik  TKW asal Karangmalang Sragen itu tidak disita majikan. Lewat ponsel itu, dia meminta bantuan kepada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Arab Saudi. Namun, pada saat itu, pihak KJRI tidak langsung merespons. Ia malah diminta segera meminta maaf kepada majikan supaya tidak dikurung dalam kamar.

“Karena menghubungi KJRI hanya diminta bersabar, saya menghubungi Garda Buruh Migran Indinesia (BMI). Saya lalu diminta membuat video dokumentasi di mana saya disekap di kamar oleh majikan. Video itu akhirnya sampai ke KJRI. KJRI lalu menghubungi kepolisian. Karena polisi turun tangan, majikan saya akhirnya ketakutan. Saya lalu dijemput KJRI untuk diantar pulang ke kampung halaman,” papar Surani.

Klaster Bakul Tahu Kupat Solo Menyebar, Tukang Becak Ikut Terpapar 

Sejak mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari majikan itu, Surani merasa kapok. Wanita asal Karangmalang, Sragen, ini tidak ingin kembali ke Arab Saudi sebagai TKW meski ada beberapa tawaran dari oran yang sudah dikenalnya.

“Sampai di rumah sudah beberapa yang telepon meminta saya balik lagi. Tapi saya tidak mau. Saya mau di rumah saja. Entah nanti bekerja seperti apa,” papar Surani.

Daleeem… Ini Arti Nama Unik Dita Leni Ravia Si Remaja Cantik Asli Gunungkidul 

Meski diperlakukan tidak manusiawi, Surani tidak melaporkan penyekapan yang dialaminya kepada polisi. Baginya, yang penting dia bisa pulang ke kampung halaman dengan selamat. Serta membawa lima bulan gaji yang sebelumnya tidak dibayarkan oleh majikan.

“Perhiasan dan baju yang pernah diminta majikan akhirnya juga dikembalikan. Majikan takut berurusan dengan polisi sehingga turut mengantar kepulangan Surani. Tiba-tiba dia menjadi baik saat polisi turun tangan. Alhamdulillah sekarang adik saya sudah di rumah,” ujar kakak Surani, Wardiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya