SOLOPOS.COM - Ilustrasi sumur (Dailymail.co.uk)

Harianjogja.com, JOGJA – Selama musim kemarau saat ini debit air sumur berkurang dua meter sampai 2,5 meter di sebagian besar wilayah Jogja.

Bahkan di sejumlah lokasi untuk mendapatkan air, warga harus menggali atau mengebor sumur hingga kedalaman 17 meter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kedalaman sumur di wilayah sekitar Malioboro mencapai 15 meter hingga 17 meter untuk mendapatkan air,” kata salah satu ahli sumur dari Dusun Blawong, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Farid Ajari, Sabtu (13/9/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Farid, hampir setiap musim kemarau debit air sumur berkurang. Namun, kondisi air kembali normal jika datang musim penghujan atau setidaknya hujan lebih dari satu pekan.

Menurut Farid, kedalaman sumur di sekitar Jogja bervariasi. Untuk wilayah sekitar Alun-alun Utara kedalaman sumur sekitar 13 meter, beberapa lokasi di Jalan AM Sangaji 14 meter-15 meter, daerah Wirobrajan 12 meter, Jalan Tamansiswa delapan meter, dan wilayah Muja-Muju Umbulharjo kedalaman sumur sekitar lima hingga enam meter.

Saat ini, diakui Farid, sudah banyak warga yang menggunakan sumur bor. Hal itu dikarenakan lebih simple dan biaya lebih murah. “Kalau sumur cincin [gali] itu per meter Rp300.000, sumur bor Rp200.000 per meter,” kata Farid.

Menurutnya, selain lebih murah, sumur bor tidak terlalu banyak membutuhkan tempat. Hanya butuh tempat untuk memasukkan pipa berdiameter enam inchi. Sumur bor juga praktis karena bisa diletakkan di dalam rumah, sementara sumur gali butuh tempat lebih luas.

Selain itu proses penggalian sumur biasa lebih lama karena harus menyingkirkan batu-batu besar secara manual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya