SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SRAGEN</strong> — Para petani pengolah sawah seluas 1.200 patok atau 350 hektare di wilayah Desa Tangkil, Kecamatan Sragen Kota, <a title="Ini Penyebab Petani Sragen Enggan Ikut Asuransi Pertanian" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180604/491/919674/ini-penyebab-petani-sragen-enggan-ikut-asuransi-pertanian">Sragen</a>, akhirnya bisa tersenyum lega setelah sekian lama bersusah-payah mencari air untuk tanaman padi mereka.</p><p>Sejak tiga hari lalu, mereka bisa menikmati air irigasi aliran Daerah Irigasi (DI) Colo Timur meski debit air DI Colo Timur belum mencukupi kebutuhan seluruh petani.</p><p>Air irigasi itu mengalir setelah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sragen mengambil alih pengelolaan DI Colo Timur. Para petani menyampaikan terima kasih kepada Dinas PUPR yang membuat senyum petani mengembang.</p><p>Ucapan terima kasih itu disampaikan pengawas Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Desa Tangkil, Maftukan, kepada Kepala Dinas PUPR Sragen Marija saat menginspeksi aliran DI Colo Timur untuk areal pertanian di Tangkil, Rabu (1/8/2018) siang.</p><p>&ldquo;Air irigasi ini nanti tetap digilir kepada kelompok-<a title="3 Waduk dan 32 Embung Sragen Mengering" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180723/491/929511/3-waduk-dan-32-embung-sragen-mengering">kelompok tani</a> di bawah pengelolaan empat petugas lapangan. Setiap petugas lapangan dharmo tirto bertanggung jawab minimal 70 patok. Kami berterima kasih betul kepada Dinas PUPR. Air bisa mengalir, yang sebelumnya kami harus bersusah-susah mencari air lewat sumur pantek. Padahal debitnya juga menipis,&rdquo; ujar Maftukan saat berbincang dengan wartawan, Rabu siang.</p><p>Maftukan menyampaikan tiga kali sepekan petani harus menyedot air di sumur pantek menggunakan pompa air dengan biaya Rp100.000-Rp150.000/hari. Sekali menyedot air itu, kata dia, membutuhkan waktu delapan jam baru sawah bisa basah.</p><p>Jadi dalam sepekan petani harus merogoh kocek Rp300.000-Rp450.000/pekan. &ldquo;Dengan irigasi Dam Colo Timur ini, kami bisa hemat dua kali tidak nyedot atau hemat Rp200.000-300.000/pekan,&rdquo; katanya.</p><p>Simon Susilo, 45, petani asal Krisan RT 001, Tangkil, Sragen, sangat bersyukur bisa mendapat gelontoran air. Simon memiliki tiga patok sawah ditanami padi.</p><p>Setiap pekan ia harus mengeluarkan uang Rp450.000 per patok per pekan untuk biaya menyedot air. &ldquo;Dalam sepekan itu bisa nyedot air tiga kali dengan ongkos Rp150.000/patok per sekali sedot. Petani bisa hemat banyak pokoknya,&rdquo; tuturnya.</p><p>Kepala Dinas PUPR Sragen Marija sengaja menginspeksi irigasi Colo Timur untuk membuktikan hasil koordinasi antara Dinas PUPR dengan pihak-pihak terkait di Karanganyar dan Sukoharjo benar-benar dilaksanakan. Sebelumnya, Marija sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Gabungan P3A Induk Karanganyar, dan GP3A Induk Sukoharjo.</p><p>&ldquo;Koordinasi itu setiap hari dilakukan. Akhirnya air bisa sampai Sragen. Kami hanya ingin menyelamatkan tanaman padi <a title="Petani Sragen Demo Jika Debit Colo Timur Tak Ditambah" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180719/491/928908/petani-sragen-demo-jika-debit-colo-timur-tak-ditambah">petani</a> supaya tidak gagal panen pada musim tanam III ini. Terbukti air bisa dinikmati petani,&rdquo; ujarnya.</p><p>&ldquo;Sukoharjo dan Karanganyar berkomitmen saat malam hari, air Colo Timur murni untuk Sragen. Dengan debit 15 meter kubik per detik, air diharapkan bisa sampai daerah hilir Sragen. Kalau untuk Karangmalang dan Masaran sudah dapat. Hari ini [kemarin[ giliran Sragen, jadi belum sampai Pilangsari,&rdquo; ujarnya.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya