SOLOPOS.COM - ilustrasi

Warga Gondang, Sragen, khawatir dengan kualitas air dari PDAM yang keruh karena diduga mengandung zat besi tinggi.

Solopos.com, SRAGEN — Warga Dukuh Gondangtani dan Kedung Bringkil, Desa/Kecamatan Gondang, Sragen, khawatir dengan kualitas air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sragen yang diduga mengandung zat besi berlebihan. Kadar zat besi yang berlebihan itu dikhawatirkan membuat air itu tidak layak dikonsumsi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang warga di Dukuh Gondangtani RT 021, Desa/Kecamatan Gondang, Abasianto, saat berbincang dengan Solopos.com di kediamannya, Minggu (5/11/2017), mengatakan kualitas air PDAM di wilayahnya buruk. Abas menunjukkan kamar mandinya yang ada kotoran berwarna kecokelatan yang menempel di dinding bak mandi dan mengapung di air. (Baca: Juli 2017, Tarif PDAM Sragen Naik)

“Sebenarnya kalau dibandingkan beberapa bulan lalu sudah ada perbedaan tetapi sedikit. Sejak keruh dan ada pemasangan filter sudah membaik tetapi belakangan muncul seperti itu lagi. Keluhan seperti ini tidak hanya di Gondangtani tetapi juga terjadi di Dukuh Badran, Segeran, Gondang Baru, dan Kedung Bringkil,” ujarnya.

Abas menyampaikan para warga sempat berencana berunjuk rasa tetapi ditahan karena khawatir terjadi tindakan anarkistis. Warga lainnya, Prihatin Widodo, 52, juga mengeluhkan hal serupa.

Prihatin tidak mampu kalau harus membeli air bersih untuk kebutuhan memasak. Dia menyiasati kualitas air yang bercampur zat besi itu dengan cara mengendapkan air selama 12 jam baru bisa digunakan untuk memasak.

“Tarif air naik tetapi pelayanannya hanya berubah sedikit sekali. Biasanya hanya habis Rp34.000 per bulan sekarang naik menjadi Rp45.000 per bulan,” ujarnya yang diamini Sarjono, tetangganya. (Baca: Air PDAM Keruh dan Bau, Warga Gondang Wadul ke Legislator)

Mereka berharap PDAM bisa meningkatkan kualitas air seiring dengan naiknya tarif air bersih. Warga lainnya di lingkungan RT 005, Dukuh Kedung Bringkil, Gondang, Kus, 50, mengaku harus beli air dua jeriken senilai Rp7.000 untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Kus tidak berani menggunakan air PDAM karena kualitas airnya tidak layak minum.

“Namanya saja Perusahaan Air Minum tetapi airnya tidak layak minum. Belum lagi waktu jam-jam anak berangkat sekolah air sering pampat tetapi setelah semua anak sekolah semua air lancar lagi tetapi keruh,” ujarnya.

Bela, 60, warga Kedung Bringkil lainnya juga mengeluh karena kualitas air PDAM buruk. Tarif air yang biasanya hanya Rp80.000 per bulan sekarang naik signifikan. Ada warga yang sampai tidak mau menggunakan air PDAM itu karena kandungan zat besinya tinggi.

Menanggapi keluhan tersebut, Direktur Utama PDAM Sragen Supardi menyampaikan sudah ada solusi untuk mengatasi masalah kandungan zat besi itu pada Agustus lalu. Dia mengatakan PDAM membangun instalasi filter DMI 65 untuk meminimalkan kandungan zat besi pada air.

“Hla Gondangnya mana?” katanya saat dihubungi Solopos.com, Minggu. Saat itu ia mengaku dalam perjalanan pulang dari Belanda bersama rombongan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Ketua DPRD Sragen Bambang Samekto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya