SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Air bersih Solo, PDAM Solo khawatir dengan pencemaran sungai saat musim kemarau.

Solopos.com, SOLO — Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo mulai kewalahan mengolah sumber air baku Sungai Bengawan Solo untuk didistribusikan kepada warga setelah memasuki musim kemarau.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Solo, Tri Atmojo Sukomulyo, menyatakan debit air Sungai Bengawan Solo kini turun saat memasuki musim kemarau. Kondisi air sungai yang minim tersebut lebih mudah tercemar polutan sehingga kian sulit diolah menjadi air bersih.

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menyebut PDAM mendeteksi pencemaran air Sungai Bengawan Solo bahkan diakibatkan limbah pabrik tekstil. Tri Atmojo menyesalkan air Sungai Bengawan Solo berubah menjadi berwarna-warni.

“Saatnya pencemaran Sungai Bengawan harus dihentikan. Pabrik tekstil mesti mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai. Sekarang apalagi mau Lebaran, produksi kain meningkat. Limbah produksi batik di sekitar Solo juga masih ada yang masuk ke sungai. Bahkan kami ketahui ada dua pabrik tekstil besar di luar Solo yang masih membuang limbah sembarangan sehingga membuat warna air sungai merah kehitaman,” kata Tri Atmojo saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (25/5/2017).

Tri Atmojo mengatakan PDAM kini mulai memanfaatkan lumpur alami untuk mengolah air baku Sungai Bengawan Solo menjadi air bersih. Menurut dia, lumpur alami bisa dimanfaatkan untuk mengikat polutan dalam air yang tercemar limbah.

Tri Atmojo menjelaskan PDAM lebih mudah mengolah air baku sungai yang berwana cokelat atau keruh karena tercampur lumpur ketimbang air yang cenderung bening namun ternyata tercemar polutan.

“Pencemaran air terdeteksi di Kali Premulung, tempuran Jembatan Bekonang dan Kali Jenes di Demangan. Warna sungai mengganggu proses pengolahan air. Biasanya polutan warna dari industri tekstil sangat susah sekali diolah untuk dijadikan air bersih. Jika kualitas hasil pengolahan air baku sungai sampai tidak memenuhi baku mutu, PDAM terpaksa berhenti melakukan produksi atau pengolahan air,” jelas Tri Atmojo.

Tri Atmojo menyampaikan debit air Sungai Bengawan Solo kini mulai berkurang tapi masih mencukupi untuk bisa diolah PDAM untuk kepentingan warga. Dia menyebut PDAM terus menjalin koordinasi dengan Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I guna memastikan ketersediaan air baku Sungai Bengawan Solo untuk diolah menjadi air bersih oleh PDAM melalui operasional Instalasi Pengolahan Air (IPA) Jurug dan IPA Jebres.

PDAM bisa saja meminta air dari Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri. Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama PDAM Solo, Bayu Tunggul, mengatakan hingga kini PDAM belum sampai meminta kepada Perum Jasa Tirta atau Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk penggelontoran air dari Waduk Jajah Mungkur ke Sungai Bengawan Solo.

Dia menyampaikan PDAM masih mampu mengolah air baku Sungai Bengawan dengan volume yang ada sekarang. Hanya, PDAM mulai memanfaatkan lumpur alami dalam pengolahan air baku Sungai Bengawan.

“Sementara pasokan air baku sungai sekarang masih aman. Kami masih bisa menjangkau air Sungai Bengawan Solo untuk diolah menjadi air bersih. Kalau debit air sedang tinggi, kami pakai pipa intake di atas, kalau sedang di tengah, kami pakai pipa di bawah, kalau sedang kurang, kami pakai pipa intake yang dipasang di tengah sungai,” jelas Bayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya