SOLOPOS.COM - Proses pemasangan saluran jaringan air bersih oleh petugas PDAM Tirta Binangun di Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo, Selasa (11/8/2015). (Harian Jogja/ Rima Sekarani I.N)

Air bersih Kulonprogo dari PDAM tidak menguntungkan instansi tersebut, namun pemasangan jaringan baru tetap dilayani

Harianjogja.com, KULONPROGO –Tahun ini, jaringan PDAM Tirta Binangun sudah mampu mengalirkan air bersih bagi warga Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo. Meski harus dengan lima kali pemompaan, permasalahan kekeringan yang melanda wilayah itu bakal teratasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur PDAM Tirta Binangun, Jumantoro mengatakan, air bersih yang akan dialirkan melalui jaringan Kalirejo berasal dari Waduk Sermo. Sebuah penampungan air pun telah dibuat di lokasi tertinggi. Dari sanalah air dialirkan ke rumah 142 pelanggan baru.

Jumantoro mengungkapkan, para pelanggan baru tidak dikenai biaya sambungan. Sebab, kebutuhan biaya sambungan sudah ditanggung dana hibah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN).

“Debit airnya sekitar dua liter per detik dan sebenarnya mampu memenuhi 200 pelanggan,” ujarnya, ditemui di sela-sela penyambungan saluran di Kalirejo, Selasa (11/8/2015).

Meski demikian, Jumantoro mengaku hasil analisis usaha terhadap jaringan Kalirejo menyatakan PDAM Tirta Binangun justru mengalami kerugian. Sebab, tarif yang dibebankan kepada pelanggan hanya di bawah Rp2.500 per meter kubik. “Padahal, satu meter kubiknya butuh biaya Rp7.500,” ucapnya.

Namun, menurut Jumantoro, kerugian tersebut harus diabaikan karena perusahaannya juga punya tanggung jawab sosial kepada masyarakat. “Jadi meski rugi, tetap kita layani,” tegasnya.

Program pemasangan jaringan baru oleh PDAM Tirta Binangun memang banyak menyasar daerah perbukitan menoreh yang sudah langganan kekeringan. Kecamatan Kokap adalah salah satu sasaran utamanya.

“Instalasi jaringan dibangun pada 2014 lalu dan dilanjutkan tahun ini. Salah satu hasilnya, ada 142 pelanggan baru di Kalirejo yang bisa teraliri air bersih,” papar Jumantoro.

Pemasangan jaringan air bersih itu disambut positif oleh warga setempat. Salah satunya Sukarjo, warga Dusun Plampang II. Dia merasa senang karena selama ini warga harus mencari air bersih dari sejumlah mata air dengan jarak minimal tiga kilometer setiap musim kemarau.

“Saat musim kemarau, mata airnya banyak yang kering. Airnya terbatas. Padahal warga yang datang mengambil berasal dari dua dusun,” kata Sukarjo.

Sukarjo lalu mengungkapkan, air bersih dari PDAM akan dimanfaatkan saat musim kemarau saja. Dia berpendapat, warga masih bisa menggunakan air sumur atau air rembesan bukit selama musim hujan. “Kita sudah lama menantikan dan akhirnya sekarang sudah sampai sini,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya