SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Sekarbolo, Desa Jiwowetan, Wedi, Klaten, mengambil air di sumur milik tetangga, Jumat (14/8/2015). Hal itu dilakukan saat kemarau ini lantaran kondisi sumur pamsimas di dukuh setempat rusak. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Air bersih Klaten sebagain tercukupi dengan air dari sumur pamsimas.

Solopos.com, KLATEN – Sumur program penyediaan air minum dan sanitasi masyarakat (Pamsimas) di Klaten dipastikan belum mengalami penurunan debit pada kemarau kali ini. Tapi penggunaan air dari sumur itu belakangan meningkat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ketua Asosiasi Pengelola Sarana Sanitasi dan Air Minum (AP SPAM) Klaten, Haryanto, mengaku selama kemarau ini belum mendapatkan keluhan terkait berkurangnya debit sumur pamsimas.

“Sementara ini belum ada penurunan debit. Hanya, kebutuhan meningkat, artinya penggunaan lebih banyak,” jelas dia, Jumat (14/8/2015).

Meningkatnya kebutuhan air dari sumur pamsimas salah satunya disebabkan warga memanfaatkan air dari sumur untuk minum ternak. Pasalnya, tak ada sumber air lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi ternak.

“Simpanan air hujan pada bak penampungan mulai menipis. Untuk memberi minum ternak, memanfaatkan air dari sumur pamsimas,” kata dia.

Terkait jumlah desa yang memanfaatkan sumur pamsimas, Haryanto mengatakan di Klaten terdapat 103 desa yang tersebar di 16 kecamatan. Ia tak menampik sumur di sejumlah desa penerima program pamsimas tak bisa dimanfaatkan maksimal.

“Seperti di Bandungan, Jatinom itu sudah dilakukan pengeboran beberapa kali tetapi tidak ditemukan sumber air. Daerah lain juga ada yang keluar airnya tetapi debit kecil,” jelasnya.

Pada bagian lain, warga yang tinggal di Gunung Merak, Dukuh Sekarbolo, Desa Jiwowetan, Wedi, harus mengangsu untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sumur pamsimas yang dibangun di desa tersebut tak bisa dimanfaatkan lantaran rusak hampir setahun ini.

Salah satu warga, Ngatman, 53, menjelaskan setiap hari ia mendatangi salah satu sumur warga di desa setempat yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya demi mendapatkan air bersih.

“Sebenarnya kalau mengangsu sudah biasa. Tetapi, saat ada pamsimas kami lebih terbantu terutama untuk mencuci, memberikan minum hewan peliharaan dan sebagainya,” jelas dia.

Warga lainnya, Sumadi, 40, menjelaskan hampir setahun ini sumur pamsimas yang dibangun di dukuh tersebut rusak. Rencananya, sumur itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi 200 keluarga.

Selain persoalan mesin pompa rusak, biaya untuk pembayaran listrik juga membengkak. Warga berharap ada bantuan agar sumur tersebut bisa kembali dimanfaatkan warga terutama saat kemarau tiba.

“Pembiayaan kelistrikan itu yang memberatkan. Tetapi, kalau dinaikkan iuran juga ada kasihan karena pendapatan warga di sini tidak begitu besar. Kebanyakan bekerja sebagai buruh dan tani,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya