SOLOPOS.COM - Ilustrasi (ist)

Air bersih Klaten disokong program pamsimas yang dibantu Bank Dunia.

Solopos.com, KLATEN – Sumur penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) sudah menyasar ke 100 desa yang ada di Klaten. Sebagian besar sumur disebut masih berfungsi hingga kini.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sementara itu, rombongan delegasi dari Bank Dunia atau World Bank mengapresiasi pengelolaan sumur pamsimas di Desa Bawukan, Kemalang.

Ketua Asosiasi Pengelola Sarana Sanitasi dan Air Minum (AP SPAM) Klaten, Haryanto, menerangkan beberapa sumur pamsimas yang dibangun di Klaten mendapat dukungan dana dari Bank Dunia.

Di Klaten, sumur pamsimas dibangun di 100 desa tersebar di 16 kecamatan. Selain itu, ada 41 sumur pamsimas yang mendapat pemihakan melalui hibah insentif desa (HID).

Pamsimas sudah bergulir di Klaten sejak 2008. “Semuanya berjalan. Hanya di empat desa yang kurang berfungsi karena kondisi alam. Tetapi, saat ini sudah mendapat perbaikan,” kata dia, Minggu (15/11/2015).

Haryanto menambahkan pada Sabtu (14/11/2015) sejumlah perwakilan dari Bank Dunia mengunjungi sumur pamsimas di Desa Bawukan, Kemalang. Dalam kunjungan itu, perwakilan Bank Dunia menilai pengelolaan sumur pamsimas di Bawukan sudah baik.

“Intinya mereka melihat ke lapangan dari program pamsimas yang sudah didanai. Hasilnya memang bagus dengan program yang sudah berjalan,” jelas dia.

Sementara itu, Tim Leader Pamsimas Bank Dunia, George Soraya, mengatakan kunjungan ke sumur pamsimas di Desa Bawukan dimaksudkan untuk melihat program yang sudah dijalankan.

“Beberapa kali datang dan melihat apakah program yang berjalan memberikan dampak atau tidak. Tujuannya ke sini untuk melihat program pamsimas apakah bisa menyediakan air atau tidak,” kata dia.

Ia menambahkan masih ada puluhan juta orang tidak punya akses guna mendapatkan air bersih. Lantaran hal itu, ia berharap program tersebut terus digulirkan.

“Sekarang pemerintah sudah membuat seperti ini [Pamsimas di Bawukan] di 11.000 desa ada akan membuat 25.000 desa. Semoga di masa depan semua dapat bantuan. Sebenarnya ini program pemerintah, Bank Dunia hanya membantu. Kalau keterlibatan kami sebenarnya relatif kecil, hanya bantuan teknis dan sedikit dana saja,” jelas dia.

Pembina BP SPAM Slamet Tirtomoyo Desa Bawukan, Slamet, mengatakan sumur pamsimas dibangun pada 2011. Awalnya, hanya 10 keluarga yang menikmati sambungan air bersih dari sumur tersebut.

Kini, sudah ada 797 keluarga yang mendapatkan sambungan sumur pamsimas dengan iuran Rp5.000/kubik.

“Sebelum ada sumur ini warga biasanya berjalan kaki sepanjang dua kilometer ke sumber air. Awalnya memang mengajak masyarakat untuk peduli dengan air bersih dan sanitasi sulit. Dengan kejelian, akhirnya sekarang mulai sadar,” ujar dia.

Lebih lanjut, Slamet berharap ke depan ada bantuan terkait kelistrikan guna menyalakan pompa sumur pamsimas. Hal ini lantaran mesin diesel yang ada di sumur tersebut kerap rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya