SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Air bersih Karanganyar, suplai air dari enam sumber air disoal karena tidak terukur jelas.

Solopos.com, KARANGANYAR — Komisi B DPRD Karanganyar menyoroti aliran air dari enam sumber air di Desa Gumeng, Jenawi, Karanganyar, ke wilayah Sragen yang tak terukur dengan jelas menggunakan meteran air.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Akibatnya, Pemkab Karanganyar tak mendapat pemasukan retribusi yang sesuai. Padahal, debit air yang mengalir dari enam sumber air ke wilayah Sragen itu sangat besar.

Karena itulah, Komisi B mendorong Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lawu Karanganyar memasang alat meter air di sumber air Desa Gumeng, Jenawi, yang selama ini dialirkan ke belasan ribu warga Kabupaten Sragen.

Dengan begitu, debit air yang dimanfaatkan warga Bumi Sukowati dari enam sumber air itu bisa terukur secara akurat. “Keenam mata air itu, menurut dia, sudah dibeli oleh Pemkab Sragen. Air dari enam sumber dijadikan satu jalur lalu dialirkan ke Sragen. Di saluran ini perlu dipasangi meter air. Kalau ada meterannya, retribusi untuk Pemkab Karanganyar bisa berlipat-lipat,” ujar Wakil Ketua Komisi B DPRD Karanganyar, Darwanto, saat ditemui wartawan, Jumat (28/10/2016).

Darwanto mengatakan Komisi B DPRD Karanganyar sudah mengecek kondisi sumber-sumber air di Gumeng. Debit air yang mengalir ke Sragen diketahui sangat besar.

Dulu pernah ada meter air di sekitar Seloromo. Tapi sekarang sudah rusak. “Seharusnya di situ dipasangi lagi meter air untuk memastikan debit air yang mengalir ke Sragen. Bila setelah itu alat rusak lagi, paling tidak kita sudah tahu berapa debit air yang digunakan. Karena sumber airnya di Karanganyar, sudah seharusnya ada retribusi,” imbuh dia.

Darwanto melanjutkan air dari enam mata air itu yang dimanfaatkan warga Karanganyar lebih sedikit. Pendapat senada disampaikan Ketua Komisi B DPRD Karanganyar, Tony Hatmoko.

Dia mendesak PDAM memasang alat meter air di saluran yang mengalir ke Sragen. Informasi yang diperoleh Solopos.com, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, sudah bertemu Bupati Sragen, Kusdinar Untung Sukowati, untuk membahas kerja sama pemanfaatan air Gumeng.

Tapi belum ada kesepakatan ihwal kontribusi yang harus disetor Pemkab Sragen. Saat diwawancarai wartawan di sela kesibukannya, Juliyatmono mengaku tidak pernah mendapat laporan ihwal pemanfaatan sumber air Gumeng.

Dia mengatakan konon nilai yang dibayarkan Sragen tidak menggunakan ukuran berdasarkan meter air. Nilai yang dibayarkan Pemkab Sragen ke PDAM Karanganyar menggunakan perkiraan berdasar meter air pengguna di rumah masing-masing.

“Jadi belum menggunakan meter air yang disiapkan Pemkab Karanganyar. Lah ini harus dapat diukur,” tutur dia.

Yuli, panggilan akrabnya, mengakui masih butuh diskusi lebih lanjut ihwal mekanisme pembayarannya. “Prinsipnya bisa dikerjasamakan. Bumi, air, yang terkandung di dalamnya dikuasai negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya