SOLOPOS.COM - Dua orang warga sedang mengambil air dari bak penampungan hasil pengangkatan air dari sumber Cluwakan. Meski sudah air sudah bisa diangkat namun warga belum bisa menikmati karena air belum bisa mengalir ke rumah warga, Minggu (28/8/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Air bersih Gunungkidul di Tegalweru Tepus ini belum dimanfaatkan warga

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Warga Dusun Tegalweru, Desa Tepus, Kecamatan Tepus berharap sumber air Cluwakan yang ada di tebing Pantai Selatan bisa dimanfaatkan. Hal ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga sekitar saat musim kemarau.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Salah seorang warga Dusun Tegalweru, Suparlan mengakui daerahnya menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau. Setiap tahunnya, warga pun rutin membeli air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Setiap tangkinya dibeli dengan harga di kisaran Rp100.000-120.000, tergantung dengan jarak tempuh dan tingkat kesulitan medan.

“Kalau rumahnya dekat dengan jalan, harganya Cuma Rp100.000 per tangki, tapi kalau harus sampai masuk ke dalam biasanya akan ada ongkos tambahan,” kata Parlan kepada Harianjogja.com, Minggu (28/8/2016).

Dia mengungkapkan, di wilayahnya sebenarnya ada sumber mata air. Oleh warga sekitar, sumber itu dikenal dengan nama Cluwakan. Hanya saja, keberadaan sumber tersebut urung bisa dimanfaatkan. Beberapa kendala yang dihadapi selain medan yang sulit, warga juga tidak memiliki sumber anggaran untuk melanjutkan proses pengangkatan air yang mengalir dari tebing di laut selatan itu.

Menurut Suparlan, di 2014 lalu, ada salah seorang politisi yang memberikan bantuan dengan berusaha mengangkat air dari Cluwakan untuk didistribusikan ke warga.

Saat itu, selain diberikan mesih untuk memompa air ke atas, juga dibuatkan tiga bak penampungan air. Namun fasilitas ini meski telah dibuat dua tahun yang lalu nyatanya air belum bisa mengalir ke rumah-rumah warga.

“Saya tidak tahu kenapa itu belum mengalir ke warga, tapi kami berharap agar itu bisa memberikan manfaat. Mungkin dulu yang bangun seorang caleg, tapi sekarang saya kira bisa dilanjutkan oleh pemkab karena itu demi kepentingan masyarakat di sini,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua Rukun Tetangga (RT) 02, Rukun Warga (RW) 02, Dusun Tegalweru, Pusmadi. Menurut dia, air dari Cluwakan sebenarnya sudah bisa diangkat. Namun pengangkatan baru sampai di bak penampungan pertama.

Sedang untuk penampungan yang kedua dan ketiga belum bisa dikarenakan disel yang digunakan tidak kuat mengangkat ke tempat yang lebih tinggi lagi.

“Otomatis pengangkatan itu hanya bisa dirasakan oleh warga yang berada di bak sekitar. Berhubung di sana tidak ada warga yang tinggal, maka air itu dimanfaatkan untuk menghidupi ternak yang dipelihara di tengah ladang,” kata Pusmadi.

Dia pun berharap bantuan dari pemkab untuk bisa memanfaatkan sumber air tersebut. Jika hal tersebut bisa dilakukan, maka ia menyakini warga di sekitar Tegalweru tidak akan kekurangan air saat kemarau sehingga tidak lagi membeli air bersih.

“Jaraknya sumber dengan pemukiman warga sekitar lima kilometer. Warga tidak memanfaatkannya karena akses jalan yang sulit membuat warga lebih memilih membeli ketimbang mengambil dari aliran sumber itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya