SOLOPOS.COM - Salah seorang warga, Watinah sedang mengambil air dari kubangan di Telaga Banteng yang mengering di Dusun Ngricik, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Minggu (16/7/2017). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Kecamatan Ngawen belum sepenuhnya bebas dari masalah air bersih

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Kecamatan Ngawen belum sepenuhnya bebas dari masalah air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut warga sangat mengandalkan Sistem Penyediaan Air Minum Dusun (Spamdus).

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Total dari 66 dusun di Kecamatan Ngawen, terdapat sekitar 50 dusun yang telah memiliki spamdus. Keberadaan instalasi tersebut sangat membantu karena sebagai salah satu tumpuan mendapatkan air bersih, khususnya saat musim kemarau.

Pembina Spamdus Umbul Tirto, Dusun Banaran, Beji, Ngawen Eko Rustanto mengatakan, krisis air bersih di wilayah Ngawen sudah semakin kecil. Hal ini tidak lepas dari keberadaan spamdus yang tersebar hampir merata di seluruh desa. “Sudah ada 50 spamdus. Sedang sisanya 16 dusun belum punya instalasi sendiri,” kata Eko kepada Harianjogja.com, Senin (28/8/2017).

Menurut dia, keberadaan spamdus sangat membantu masyarakat karena keberadaan instalasi milik PDAM belum bisa menjangkau seluruh wilayah. Untuk itu, spamdus menjadi andalan guna memenuhi kebutuhan air bersih warga.

“Kalau hanya mengandalkan PDAM jelas tidak bisa karena pelayanan yang diberikan masih sangat terbatas,” ujarnya.

Eko mengungkapkan, instalasi spamdus bersumber dari sumber air dalam dengan jalan dibor. Rata-rata di setiap titik memiliki kedalaman di atas 100 meter. Adapun biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan mencapai Rp500 juta.

“Sumur yang dibuat pembangunannya banyak dibantu oleh pemerintah pusat. Sedang untuk pemanfaatannya, di setiap spamdus dapat melayani hingga 150 Kepala Keluarga,” kata Anggota DPRD Gunungkidul ini.

Pernyataan dari Eko ini diamini oleh Sekretaris Camat Ngawen Esi Suharso. Menurut dia, banyak dusun di Ngawen yang mengandalkan spamdus untuk pemenuhan air bersih. “Instalasi PDAM masih di seputaran kota kecamatan, sehingga spamdus menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih,” katanya.

Esi mengungkapkan, meski hampir semua dusun di Ngawen sudah ada spamdus, namun krisis air bersih belum dapat dihilangkan. Hingga saat ini, lanjut dia, terdapat sepuluh dusun dari tiga desa yang masih kesulitas sehingga harus mencari kebutuhan air dari daerah lain.

“Sepuluh dusun ini terletak di Desa Tancep, Jurangjero dan Sambirejo,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya