SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SEMARANG — Dinas Peternakan Jawa Tengah menyatakan langkah vaksinasi terhadap unggas air, seperti itik (bebek) masih menunggu penelitian untuk membuat vaksin baru yang dilakukan pemerintah pusat.

“Virus flu burung yang menyerang unggas air belakangan ini memang berbeda jenisnya dengan yang dulu menyerang ayam,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Whitono di Semarang, Jumat (21/12/2012).

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Menurut dia, kejadian kematian unggas akibat flu burung sebelumnya memang menyerang ayam karena jenis unggas air relatif lebih tahan terhadap virus, tetapi virus flu burung sekarang ini justru menyerang bebek.

Ia mengatakan pemerintah saat ini tengah melakukan penelitian untuk menciptakan vaksin baru yang disesuaikan dengan jenis virus baru, dan kemungkinan dalam 1-1,5 bulan mendatang sudah bisa diproduksi.

“Vaksin lama flu burung memang masih ada, tetapi jenis virus yang menyerang unggas air sekarang ini berbeda dengan yang menyerang ayam. Tentunya vaksinasi akan lebih tepat jika disesuaikan jenis virusnya,” katanya.

Virus baru yang menyerang unggas air, kata dia, bisa jadi karena mutasi dari virus flu burung yang sudah dikenal sebelumnya, atau bisa juga karena introduksi virus dari unggas yang berasal dari luar.

Sejak awal 2012, kata dia, sebenarnya kasus flu burung yang menyerang unggas memang hampir tidak ditemui, tetapi menjelang akhir tahun justru muncul dan menyerang unggas dari berbagai daerah di Pulau Jawa.

“Kejadian flu burung pada unggas air ini kan tidak hanya di Jateng. Di Jawa Barat dan Jawa Timur juga terjadi. Kalau di Jateng, sampai sekarang sudah ada sekitar 64 ribu itik yang mati karena flu burung,” katanya.

Dibandingkan populasi bebek di Jateng yang mencapai sekitar 8,1 juta ekor, kata dia, memang masih relatif kecil, tetapi perlu dilakukan berbagai langkah antisipasi dan pencegahan penyebaran flu burung.

Meski belum ada vaksin baru, kata dia, Disnakkeswan Jateng telah berkoordinasi ke seluruh dinas terkait kabupaten/kota untuk melakukan penanganan, seperti melokalisir unggas yang telah terjangkit flu burung.

“Kami sudah sampaikan surat edaran (SE) ke seluruh kabupaten/kota untuk melakukan langkah ‘biosecurity’. Jika memang ada temuan unggas mati mendadak segera lapor agar bisa segera dilakukan langkah penanggulangan,” katanya.

Peternakan-peternakan besar, kata dia, diimbau untuk meningkatkan keamanan agar tidak sembarang orang bisa masuk dan peternak yang biasa menggembalakan unggasnya juga diminta untuk mengandangkan unggasnya.

“Kalau ada kejadian unggas mati mendadak, segera dilakukan pemusnahan lokal untuk mencegah virus menyebar. Namun, kami akui belum ada ganti rugi atas unggas yang dimusnahkan. Kami berharap kesadaran masyarakat,” kata Whitono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya