Solopos.com, LAMPUNG TENGAH — PDIP mengomentari pidato politik kebangsaan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut pidato itu dilakukan karena ada aspirasi yang tersumbat di koalisi pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga.
“Siapa pun bisa menyampaikan pidato politik. Tentu saja mungkin ada aspirasi yang tersumbat ya di pasangan 02, sehingga Pak AHY harus melakukan pidato politik,” kata Hasto dalam Safari Kebangsaan IX PDI Perjuangan, di Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Sabtu (2/3/2019).
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf ini mengatakan pidato politik jelang pemilihan presiden seharusnya dilakukan oleh calon presiden dan wakil presiden yang berkontestasi. Misalnya, pidato politik calon presiden nomor 01 Joko Widodo, di Sentul International Convention Center, Minggu (24/2) lalu.
“Ya pidato politik dalam situasi seperti ini bagi kami dilakukan oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden,” katanya.
Hasto menilai positif pidato politik AHY, selama itu mencerahkan dan membangun peradaban untuk kepentingan bangsa dan negara. “Kami menilai itu merupakan hal yang positif, karena memang sudah menjadi hak tiap pimpinan parpol untuk menyampaikan pidato,” lanjutnya.
Dia menegaskan bagi koalisinya, pidato politik kebangsaan Jokowi difokuskan untuk memberikan penjelasan pada rakyat soal visi misi Jokowi-Ma’ruf Amin, termasuk juga soal hal strategis yang akan dilakukan.
“Begitu pun pidato politik yang dilakukan oleh Pak Jokowi sebelumnya juga mempertegas komitmen terhadap hal-hal strategis apa yang dilakukan Pak Jokowi,” kata Hasto.
Sebelumnya, dalam pidato politiknya, AHY mengungkap kondisi dan situasi politik mutakhir, tantangan, dan kesulitan yang dihadapi bangsa ini. Kemudian, AHY merekomendasikan presiden terpilih nanti untuk melakukan sejumlah perbaikan.