SOLOPOS.COM - Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak)

Ahok-Djarot & Anies-Sandiaga melejit di survei jelang debat ketiga Pilkada Jakarta. Namun, diprediksi tak ada yang dominan dalam isu.

Solopos.com, JAKARTA — Debat ketiga Pilkada Jakarta, Jumat (10/2/2017) malam ini, menarik ditunggu. Isu masalah kependudukan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Jakarta yang diangkat dalam debat terakhir ini dinilai tak lagi didominasi pasangan petahana seperti isu-isu dalam debat sebelumnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, mengatakan tidak ada pasangan calon yang betul-betul kuat menguasai isu ini. Karena itu, debat final ini bisa menjadi kesempatan bagi Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylviana) dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandiaga) untuk menonjolkan ide.

“Yang di debat kedua, reformasi birokrasi, itu petahana [Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat/Ahok-Djarot] banget. [saat itu] Petahanan kuasai konteksnya, hukumnya, dan eksekusinya,” kata Gun Gun di Studio Kompas TV, Jumat (10/2/2017).

Memang ada yang mencuri perhatian, seperti pasangan 3 banyak melakukan serangan, sedangkan pasangan 1 lebih kalem dan normatif. Sekarang challenge-nya pasangan 1 dan 3 bisa ambil keuntungan.”

Sementara itu, dalam survei Poltracking yang dipublikasikan di TV One, Jumat malam, elektabilitas Ahok-Djarot berada di puncak survei, yaitu 37%. Di urutan dua, ada Anies-Sandiaga dengan 30,4%, dan terakhir Agus-Sylviana 26,3%.

Dari posisi ini, disimpulkan bahwa elektabilitas Agus-Sylviana membentuk kubah setelah sempat naik tajam kini terus menurun. Sedangkan Ahok-Djarot terus naik pasca-debat kedua setelah sebelumnya turun pasca-polemik pidato Ahok di Kepulauan Seribu. Kenaikan konsisten ditunjukkan pasangan Anies-Sandiaga.

“Yang menarik selain itu, evaluasi pengaruh debat, debat memberikan dampak. Ada 15-20% yang menyebut debat sebagai referensi. Survei ini agak mirip dengan survei September 2016, saat itu belum ada Agus dan belum pendaftaran, Basuki-Djarot 36,9%,” ungkap Direktur Poltracking, Hanta Yuda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya