SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok. (Detik.com).

Solopos.com, JAKARTA -- Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok membagikan kisah saat dirinya dipenjara akibat kasus penistaan agama pada 2016 lalu.

Ahok bercerita soal respons anak-anaknya ketika ia dipenjara. Cerita ini ia sampaikan saat berbincang dengan Host Makna Talks, Iyas Lawrence.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kutipan perbincangan mengenai demo yang dikenal dengan sebutan Aksi 411 itu diposting di akun YouTube Ahok, 'Panggil Saya BTP' seperti dilansir dari Detik.com, Sabtu (8/8/2020).

Lawan Covid-19! Jokowi Puji Inovasi Anak Bangsa

Awalnya, Ahok bercerita soal reaksi anak-anaknya saat kejadian Aksi 411. Aksi itu dilakukan sejumlah ormas Islam lantaran frasa 'dibohongi Surat Al Maidah' jelang Pilgub DKI 2017.

Saat demo terjadi, tiga anak tertua Ahok yakni Nicholas Purnama, Nathania Purnama, dan Daud Albeenner Purnama disebut biasa-biasa saja.

Ketika sidang berjalan, tiga anak Ahok itu juga menurutnya tetap masih biasa. Ini lantaran dia sudah kerap didemo selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Di rumah biasa-biasa aja. Nggak. Kita biasa aja, kita jalani aja," ujarnya dalam akun YouTube-nya seperti dilihat detikcom, Sabtu (8/8/2020).

Presiden Lebanon Sebut Ledakan Mungkin Serangan Rudal

Dalam kasus itu, Ahok dihukum 2 tahun penjara dan menjalani masa tahanannya di Mako Brimob. Saat Ahok sudah dipenjaralah anak-anaknya baru merasakan kegelisahan.

Bahkan anak perempuannya, Thania, sempat ingin pindah kewarganegaraan.

"Waktu baru masuk mereka agak marah, dan syok, dan stres. Anak cewek saya sempat berpikir mau pindah warga negara lah. Daud langsung jatuh, dia nangis. Jadi akhirnya bisa terima juga si Nicho. Cuma takut dibully kan, dia kuliah di UI kan," kisah Ahok.

Hiii.... Patung Ganesha di Kepurun Klaten Sempat Diselimuti Aura Mistis

Sumber Kekuatan

"Sekolah Daud juga dia nggak dibully. Guru-gurunya baik, bilang 'papamu nggak salah, papamu is a hero'. Jadi anak-anak membangkitkan semangat dia. Bahwa papanya ini hero," lanjut sosok yang kini menjabat Komisaris Utama (Komut) Pertamina itu.

Ahok pun mengaku mau tidak mau dirinya berdamai dengan keadaan. Bila tidak, hukuman yang ia jalani akan terasa lebih berat lagi.

"Kamu perlu dikurung baru kamu tahu. Lo nggak mau damai lo mati sendiri hehehe. Lo mati sendiri lo di dalam lo. Kamu kalau marah kan mikirin dia terus. Lebih baik kita kerjakan sesuatu yang baru kan. Membaca. Saya doa lah," katanya.

Menyedihkan! Anak di Probolinggo, Teriaki Ayahnya Sendiri Maling

Politikus PDIP ini mengaku belajar satu hal di dalam penjara. Menurut Ahok, pikiran positif menjadi sumber kekuatan dirinya selama berada di penjara.

"Jadi kalau kamu di dalam mesti pikirin semua yang baik-baik, yang manis-manis di dalam. Itu kalau nggak salah di Filipi 4:8. Semua yang manis, semua suci, semua yang benar, semua yang disebut kebajikan, semua yang layak dipuji, pikirkan semua itu," sebutnya.

"Kita mesti punya dunia sendiri. Apa yang dilakukan di dalam? Waktu. Astaga 24 jam itu sama kan detak jam itu. Satu jam itu lama lho. Lama jalannya. Lihat kalender di meja itu coretnya lamaaaa lewat seminggu," tambah Ahok.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya