SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><b>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash;</b> Pihak yang mengklaim sebagai ahli waris Sunan Kalijaga mencoba menghentikan polemik terkait polemik bantuan hewan kurban dari pihak yang mengaku sebagai raja dari Malaysia.</p><p>Rahmad&mdash;lelaki bergelar Mbah&mdash;yang menyebut diri sebagai Panembahan Ahli Waris Sunan Kalijaga Kadilangu Demak di Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (19/8/2018), menyatakan apresiasi bantuan puluhan ekor sapi kurban yang akan diberikan bangsawan asal Malaysia kepada masyarakat Jawa Tengah dalam rangka Iduladha 1439 H.</p><p>"Ya pasti senang, wong rakyatnya mau dibuat senang dengan sumbangan puluhan ekor sapi," kata Mbah Rahmad yang mengaku sebagai &ldquo;rakyat&rdquo; dari orang-orang yang mengaku sebagai bangsawan asal Malaysia itu demi mendapat bantuan sapi. Mbah Rahmad menyampaikan pernyataan itu di sela-sela silaturahim keluarga Yang Mulia Datu Tuan Raja Azhar bin Yang Mulia Datu Raja Wahab dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi serta perwakilan Pemerintah Kabupaten Demak di Kora Semarang.</p><p>Silaturahmi itu diikuti dengan penyerahan secara simbolis bantuan hewan kurban dari orang-orang yang mengaku dari Kesultanan Raja Sakti At Thomim Sunan Kalijaga Malaysia kepada masyarakat Kadilangu. Menyusul pemberian sapi kurban itu, Mbah Eahmad menyayangkan adanya sejumlah pihak yang menolak rencana pelaksanaan <i>Gebyar Idul</i><i>a</i><i>dha </i>di Kadilangu, Demak, Jateng.</p><p>Lebih lanjut Mbah Rahmad menyatakan keberatan adanya penyebutan nama Sunan Kalijaga pada yayasan sosial yang didirikan bangsawan asal Malaysia. Mbah Rahmad menegaskan Yayasan Raja Sakti At Thomim Sunan Kalijaga Malaysia hanya nama sebuah yayasan yang didirikan sebagai badan sosial untuk menerima serta menyalurkan sedekah kepada pihak ketiga tanpa ada ikatan saling merugikan satu sama lain.</p><p>"Itu hanya nama, harus bisa membedakan antara keluarga besar dengan keturunan. Kemungkinan besar masih ada hubungan kekerabatan kalau diteliti silsilahnya, sebenarnya itu kerabat, keluarga besar Sunan Kalijaga," ujarnya.</p><p>Mengenai adanya hubungan kekerabatan antara bangsawan Malaysia tersebut dengan Sunan Kalijaga, Mbah Rahmad berpendapat bahwa hal itu bisa ditelusuri. "Keluarga besar dengan keturunan pasti ada silsilahnya. Sunan Kalijaga dulu punya eyang dari Baghdad [Irak], yaitu Syekh Ahmad, terus menurunkan sampai ke Tuban. Kemungkinan besar kalau diteliti mungkin ada hubungan keluarga. Kalau di sana menyebutnya keturunan, namun di kita menyebutnya keluarga besar kerabat Sunan Kalijaga," katanya.</p><p>Mbah Rahmad memastikan bahwa <i>Gebyar Idul</i><i>a</i><i>dha </i>di Kadilangu Demak, Sabtu (25/8/2018), akan tetap berjalan karena sudah mengantongi izin pelaksanaan dari pihak kepolisian setempat. Putra sekaligus Perwakilan Raja Kesultanan Raja Sakti At Thomim Sunan Kalijaga Malaysia Yang Mulia Datu Tuan Raja Azhar bin Yang Mulia Datu Tuan Raja Wahab, Mohamad Sahrulnizam, mengatakan bahwa jumlah hewan kurban yang diserahkan pihaknya bertambah dari 22 ekor sapi menjadi 36 ekor sapi.</p><p>Masing-masing empat ekor sapi kurban diserahkan pada Gubernur Jawa Tengah, Wali Kota Semarang, Bupati Demak, Polda Jateng, Polres Demak, Masjid Sunan Kalijaga Demak, dua ekor untuk Kodim Demak, dan sepuluh ekor sapi untuk masyarakat Kadilangu Demak. Sahrulnizam memastikan bahwa Gebyar Idul Adha di Kadilangu Demak mendatang hanya merupakan salah satu bentuk bakti sosial dan silaturahim keluarganya dengan masyarakat di Jateng.</p><p>"Kita semua bersaudara, kita mau duduk semeja, mau makan bersama, kita mau shalat di tempat yang sama dengan kiblat yang sama," ujarnya.</p><p>Kegiatan serupa juga sudah pernah dilakukan di wilayah Gowa, Sulsel, Tidore, Maluku Utara, dan Aceh, sedangkan untuk tahun ini dipilih Kabupaten Demak. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menambahkan, pihaknya menyambut baik silaturahim dan penyerahan hewan kurban secara simbolis daru keluarga bangsawan Malaysia tersebut.</p><p>Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi menyebutkan Pemkot Semarang sedang melakukan promosi wisata sehingga silaturahim dengan bangsawan asal Malaysia ini membuka peluang pengembangan pariwisata kedua belah pihak. "Jadi nanti bisa, kami kirim pelancong ke sana [Malaysia] dan dari sana ke Semarang. Kami di sini ada Kelenteng Sam Poo Kong, tempat di mana Cheng Ho datang ke Semarang. Di sini juga ada makam Maulana Syeikh Jumadil Kubro, jadi bisa berwisata religi di sini," katanya.</p><p><strong><i><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</i></strong></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya