SOLOPOS.COM - Ilustrasi asuransi (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA—Inflasi medis terjadi setiap tahun. Oleh sebab itu, seluruh pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk melakukan pengendalian agar mencapai nilai wajar yang dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi.

Hal itu diungkapkan Chief of Proposition and Alternate Distribution PT Axa Financial Indonesia (AFI) Yudhistira Dharmawata dalam acara Halalbihalal Bersama Axa Financial Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Inflasi medis sebenarnya bukan barang baru karena kami setiap tahun pasti ada inflasi medis, tapi setelah pandemi memang mungkin kesadaran [berobat ke rumah sakit] semakin meningkat dan itu dikombinasikan dengan inflasi medis yang sudah berlaku, jadi dampaknya lumayan,” kata dia.

Yudhistira menjelaskan seluruh stakeholder industri termasuk industri farmasi hingga rumah sakit (RS) harus bersinergi untuk menghadapi masalah inflasi medis. Dia menilai apabila perusahaan asuransi saja yang mengatasi kondisi tersebut akan sulit.

“Keberhasilan pengendalian inflasi medis akan membuat premi asuransi akan lebih murah. Ujung-ujungnya penetrasi asuransi bisa meningkat,” tambahnya.

Menurut Yudhistira, hal itu akan menguntungkan juga stakeholder yang lain seperti rumah sakit.

“Jadi memang yang kami coba lakukan adalah komunikasi bagaimana caranya kita bisa bersama menekan inflasi ini sedemikian, sehingga secara kalau klaim tertekan. Kami bisa manage juga dari segi nasabah,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menguraikan fokus perusahaan untuk menekan klaim adalah dengan berkomunikasi dengan rumah sakit (RS). Lebih dari itu, pihaknya juga benar-benar memastikan bahwa klaim yang mereka bayarkan merupakan klaim yang valid.

Mengutip laporan bulanan per 31 Maret 2024, total klaim dan manfaat yang dibayar AFI mencapai Rp210 miliar atau naik 27,5% dibandingkan pada Maret 2023 yang mencapai Rp165 miliar. Sedangkan pendapat preminya mencapai Rp327 miliar per Maret 2024 atau naik 11,89% dari sebelumnya Rp332 miliar.

Sementara itu, berdasarkan Survei Mercer Marsh Benefits (MMB) pada 2021–2023 tentang Estimated Medical Trend Summary, peningkatan inflasi medis di Indonesia selama 3 tahun terakhir telah mencapai 13,6% pada 2023 dari sebelumnya sebesar 12,3% pada 2022.

Angka tersebut lebih tinggi dari proyeksi Asia sebesar 11,5%. Bahkan angka inflasi medis melebihi inflasi ekonomi di angka 3,3% per Agustus 2023.

Terjadinya inflasi medis di Indonesia juga sejalan dengan kenaikan biaya pelayanan kesehatan pada awal 2023 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Pelayanan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.

Kenaikan inflasi layanan kesehatan juga dialami oleh negara tetangga yakni Singapura 12% dan Malaysia 15%.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Asuransi Kesehatan, Axa Indonesia Dorong Kolaborasi untuk Kendalikan Inflasi Medis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya