Solopos.com, SOLO -- Peristiwa pembunuhan satu keluarga di Duwet, Baki, Sukoharjo, mengingatkan pada kasus pembunuhan berantai oleh dukun pijat di Kartasura, satu dekade silam.
Kasus pembunuhan Suranto, seorang pengusaha rental mobil, beserta istri dan dua anaknya di rumah mereka di Duwet, Baki, yang mayatnya ditemukan Jumat (21/8/2020) malam lalu membuat geger warga.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Pembunuhan yang diduga dilakukan HT, 41, itu benar-benar mengguncang rasa kemanusiaan. Hanya karena ingin menguasai mobil milik korban, tersangka HT tega menghabisi nyawa rekanya sendiri dan keluarganya.
Keluarga Suranto Jadi Korban Pembunuhan Di Duwet Sukoharjo, Ini Cerita Tetangga Rumah
Hal ini mengingatkan pada kasus pembunuhan berantai dengan korban tujuh orang satu dekade lalu oleh Yulianto, sang Jagal Kartasura. Kebetulan, pengungkapan kasus pembunuhan di Kartasura 10 tahun lalu itu juga terjadi pada 21 Agustus.
Pengungkapan kasus itu berawal dari ditemukannya jenazah Kopda Santoso, anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, yang terkubur di dalam rumah Yulianto pada Sabtu, 21 Agustus 2010.
Pada hari yang sama Yulianto ditahan kepolisian. Warga Pucangan, Kartasura, kemudian itu divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri (PN) Sukoharjo karena terbukti membunuh tujuh orang itu.
Waduh! Gara-Gara 1 Orang Ngeyel, 14 Warga Tasikmadu Karanganyar Positif Covid-19
Sebelum menjadi korban pembunuhan dan mayatnya ditemukan terkubur di rumah Yulianto satu dekade lalu, Santoso meninggalkan Asrama Kopassus di Kandang Menjangan, Kartasura, dua pekan sebelumnya.
Motif Pembunuhan
Ketika itu dia bermaksud mengobatkan penyakitnya kepada Yulianto yang dikenal korban sebagai dukun pijat. Namun sejak itu Santoso tidak pernah kembali ke asrama.
Mantan kuasa hukum Yulianto, Sutarto, saat dihubungi Solopos.com di nomor ponselnya, Senin (24/8/2020), mengatakan total korban pembunuhan yang dilakukan kliennya sebanyak tujuh orang.
Rumah Korban Pembunuhan Di Duwet Sukoharjo Terus Didatangi Warga, Bupati Kirim Karangan Bunga
“Korban pembunuhan Yulianto tujuh orang. Yang anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan satu orang bernama Santoso, dan enam korban lainnya warga sipil,” ujar dia.
Menurut Sutarto, motif pembunuhan di Kartasura satu dekade lalu itu karena kliennya merasa jengkel dan dendam kepada para korban. Yulianto jengkel lantaran para korban belum membayar utang mereka atas jasa pijatnya.
Dari beberapa kali pijat, rata-rata korban Yulianto baru membayar sebagian. Namun saat ditagih oleh Yulianto, para korban tidak jua membayar.
Kata Tetangga Soal Sosok Pelaku Pembunuhan Sadis di Baki Sukoharjo
“Dari pengakuan Yulianto, itu larinya utang piutang. Semuanya. Jadi Yulianto mengaku sebagai tukang pijat. Dari situ ada korban yang dipijat belum membayar, ada yang bayar tapi kurang. Dari situ timbul niat untuk menghabisi mereka,” urai dia.
Dari tujuh aksi pembunuhan yang dilakukan Yulianto, menurut Sutarto, semuanya dilakukan secara terencana. Pelaku beraksi sendirian, tanpa dibantu orang lain. “Baik istri, saudara dan orang tua nya tidak ada yang tahu niat dari Yulianto itu,” imbuh dia.