SOLOPOS.COM - Suasana Kirab 1.000 Rebana di halaman Masjid Agung Solo, Senin (18/7/2016) malam. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Agenda Solo pada Senin (18/7/2016) malam digelar kirab 1.000 rebana.

Solopos.com, SOLO – Suara tabuhan rebana menggemuruh di kompleks Masjid Agung Solo, Senin (18/7/2016) mulai pukul 20.00 WIB. Suara alat musik tersebut begitu nyaring terdengar setelah dibunyikan secara bersama-sama oleh seribuan orang yang sedang mengikuti acara Kirab 1.000 Rebana.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Setelah dibuka oleh Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo, peserta kirab mulai berjalan dari Masjid Agung menuju markas besar (mabes) Ar-Raudhah, Jl. Dewutan No. 112 Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, Solo. Bukan hanya menabuh rebana, peserta Kirab 1.000 Rebana juga ada yang menenteng obor. Mereka kompak mengumandangkan shalawat.

Sebagian besar peserta Kirab 1.000 Rebana adalah pasukan Banser Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai daerah di Soloraya. Mereka berkolaborasi dengan perwakilan personel dari Korem 074/Warastratama, Kodim 0735/Solo, Kopassus, Brigif 6 Solo, Yonif 413/Bremoro, Lanud Adi Soemarmo, Polri, Sapol PP, dan linmas.

Kepala Komandan Banser Jateng, Hasyim Asy’ari, mengatakan Kirab 1.000 Rebana sebagai ajang pembuktian kepada masyarakat bahwa banser beserta unsur TNI dan Polri siap bekerja sama untuk menjaga kondusifitas bangsa. Selain itu, kirab sebagai wujud semangat anggota untuk terus berjuang mempertahankan NKRI.

“Kegiatan ini atas undangan Habib Novel Bin Muhammad Alaydrus [pimpinan Ar-Raudhah]. Beliau ingin memberikan motivasi dan semangat kepada sahabat banser yang diintergrasikan dengan TNI dan Polri. Tiga elemen ini punya pandangan sama tentang upaya mempertahankan NKRI,” jelas Hasyim kepada Espos, Senin malam.

Aksi tabuh rebana dan kemeriahan pasukan obor mampu menarik animo masyarakat untuk memadati berbagai tepi jalan yang menjadi rute perjalanan acara Kirab 1.000 Rebanan. Para pengguna jalan juga ikut antusias dengan menghentikan laju kendaraan untuk mengabadikan suasana kirab tersebut.

Sesampainya di mabes Ar-Raudhah, peserta kirab lantsd diajak untuk mengikuti kegiatan Pembacaan Sejuta Kalimat Tahlil untuk Keselamatan Bangsa. Habib Novel menyampaikan serangkaian kegiatan tersebut digelar sebagai ajang Halal Bi Halal Akbar. Dia ingin menunjukan bahwa Solo adalah kota yang rukun dan aman.

“Kebersamaan ini sebuah gambaran upaya untuk memperbaiki nama Solo yang sempat tercoreng saat terjadi bom bunuh diri lalu. Dengan begitu, kebersamaan ini bisa menjadi lambang sebuah kesatuan agar masyarakat di daerah lain tahu bahwa Solo adalah kota yang nyaman, aman, dan tampat yang pas untuk tinggal dan beragama,” jelas Habib Novel.

Habib Novel menambahkab acara Halal Bi Halal merupakan acara yang rutin digelar oleh jamaah Ar-Raudhah. Dua tahun lalu, lanjut dia, Ar-Raudhah berhasil mengadakan pengajian besar yang dihadiri oleh 8.000-an masyarakat. Habib Novel menyebut Kirab 1000 Rebana yang melibatkan berbagai elemen dan instansi baru kali pertama digelar tahun ini.

“Kegiatan bisa dibilang cukup mendadak. Persiapan acara hanya 5 hari. Saya dikir momennya sekarang juga pas untuk halal bi halal serta menegaskan bahwa Solo itu aman. Selama ini pandangan masyarakat tentang Sangkrah dan Semanggi merupakan sarang teroris. Padahal tidak. Menurut saya pelaku bom kemarin itu hanya korban cuci otak dari otak teror tersebut,” jelas Habib Novel.

Habib Novel menambahkan Kirab 1.000 Rebana juga untuk memperkenalkan bahwa santri-santri di Solo semuanya damai.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya