SOLOPOS.COM - Fadli Zon berfoto selfie dengan wanita pendukung calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di New York, Kamis (3/9/2015) . (JIBI/Solopos/Reuters)

Agenda Presiden Jokowi ke AS dikritik Fadli Zon.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengkritik kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat (AS). Kunjungan itu dianggap tidak ada gunanya ketika sedang pembahasan bencana asap dan RAPBN 2016.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya sayangkan kepergian presiden ke AS karena tidak terlalu banyak gunanya. Di tengah pembahasan asap dan APBN, malah ditinggalkan begitu saja,” kata Fadli Zon di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (26/10/2015).

Fadli menganggap Jokowi tidak serius membahas RAPBN 2016 dan bencana asap. Kunjungan ke AS dianggap tidak akan berdampak. “Presiden kan tidak serius bahas APBN 2016, masalah asap itu tidak serius. Kepergian ke AS itu tidak ada hasilnya. Tidak ada dampaknya,” ujar Waketum Gerindra ini.

Pernyataan itu mendapat banyak tanggapan dari netizen. Komik sekaligus presenter, Pandji Pragiwaksono, dalam akun Twitter ?@pandji, menyebut pernyataan ini lucu. “Fadli Zon: Jokowi ga pergi ke US salah. Jokowi pergi ke US salah. Pokoknya salah. Lucu yak.”

Akun lain juga berkomentar serupa. “Kata Bang Fadli Zon Sumatera & Kalimantan masih berasap, Pak Jokowi jgn ke AS dulu !!! Biar dia aja yg pergi… (lagi),” kicau @MasOmang.

Fadli Zon sendiri sebelumnya juga disorot dalam rangkaian kunjungan ke AS beberapa waktu lalu. Fadli, Setya Novanto, bersama beberapa anggota DPR lainnya ke AS dalam rangka The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union di New York yang selesai pada 2 September 2015.

Namun, keduanya muncul dalam pidato kampanye Donald Trump dan fotonya beredar luas di media massa. Diketahui, mereka bertemu Donald Trump di Trump Tower, New York, 3 September 2015, yang difasilitasi oleh bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo.

Sedangkan dalam kunjungan kali ini, Presiden Jokowi dipastikan akan diterima oleh Presiden Barack Obama, di ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, pada Senin (26/10/2015) pagi waktu setempat atau malam waktu Indonesia barat (WIB).

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dalam keterangannya di Blair House, Washington DC, Minggu (25/10/2015) malam waktu setempat mengatakan, ada empat hal yang akan dibahas oleh Presiden Jokowi dan Presiden Barack Obama itu.

“Yang pertama mengenai Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia tapi pada saat yang sama Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar di dunia yang toleran, pluralis, dan sebagainya yang tidak dimiliki negara lain,” kata Menlu seperti dilansir Setkab.go.id, Senin (26/10/2015).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya