SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo dikerubungi para kiai saat hadir dalam Halalbihalal Kebangsaan di Kampus SMA Nasima, Kota Semarang, Jateng, Sabtu (22/7/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Y.S.)

Agenda Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sabtu (22/7/2017), salah satunya melakukan silaturahmi dengan para ulama di Semarang, Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG — Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan tertutup dengan 99 kiai Jawa Tengah (Jateng) di Ruang Nusantara, Kampus SMA Nasima, Kota Semarang, di tengah agenda kepresidenan menghadiri Halalbihalal Kebangsaan, Sabtu (22/7/2017) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam pertemuan dengan para ulama di tengah agenda kepresidenan ke Kota Semarang tersebut, Jokowi menawarkan bantuan bagi pondok pesantren dan bank wakaf. Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kendal, K.H. Muhammad Danial Royyan, saat dijumpai Semarangpos.com seusai halalbihalal bertema “Meneguhkan Bhinneka Tunggal Ika” itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Danila yang menjadi salah satu peserta pertemuan tertutup 99 ulama dan Presiden Jokowi itu mengungkapkan, selama bertatap muka dengan para kiai, Jokowi menunjukkan sikap yang rendah hati dan bersahabat. “Dia melakukan banyak pembicaraan, seperti pembangunan ekonomi umat, masalah full day school, dan juga tentang ormas anti-Pancasila,” ujar Danila.

Danila menyebutkan terkait ekonomi umat, Jokowi berniat memberikan bantuan kepada pondok pesantren. Kepala Negara juga mengemukakan niat membangun bank wakaf di dua lokasi di Jateng, yakni Semarang dan Magelang.

“Enggak disebutkan berapa jumlah minimal bantuan itu. Tapi, nanti untuk bantuan bagi pondok pesantren akan dikoordinir oleh NU. Sementara untuk bank wakaf diperuntukkan bagi para santri dan masih digodok,” beber Danila.

Terpisah, Ketua Pengurus Wilayah (PW) NU Jateng K.H. Abu Hapsin membenarkan adanya pernyataan Presiden Jokowi tentang ekonomi umat. Meski demikian, para kiai menurut Abu Hapsin, tidak terlalu memperhatikan dengan serius pembicaraan itu.

“Bagi para kiai yang sudah punya usaha sendiri, pembicaraan tentang itu [bantuan pondok pesantren] tidak terlalu diperhatikan. Yang serius dibicarakan justru terkait ormas anti-Pancasila. Kami pun mendukung dengan upaya pemerintah memerangi ormas anti-Pancasila,” beber Abu Hapsin.

Sementara itu, terkait kebijakan lima hari sekolah atau full day school (FDS) yang selama ini banyak dikeluhkan kalangan pegiat pendidikan NU, Abu Hapsin mengaku Jokowi menanggapi dengan santai. “Beliau hanya berkata kebijakan itu baru uji coba dan sifatnya tidak memaksa. Jadi bagi sekolah yang belum sanggup menjalankan ya enggak perlu dipaksakan. Itu saja hasil pertemuan dengan 99 ulama tadi,” ujar Abu Hapsin.

Selain menggelar pertemuan tertutup dengan 99 kiai, Jokowi juga memberikan pidato di depan 999 ulama dan para siswa Nasima. Mantan wali kota Solo itu memberikan pidato sekitar 26 menit dan juga memberikan hadiah dua unit sepeda kepada dua peserta acara.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya