SOLOPOS.COM - Pesawat CN-295 disiapkan PT Dirgantara Indonesia untuk dituinjau Presiden Jokowi (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Agenda Presiden di Bandung, antara lain ke PT Dirgantara Indonesia. Ia menunda pengucuran dana negara untuk BUMN itu.

Solopos.com, BANDUNG — Presiden Joko Widodo menyandera dana pemerintah dalam skema penyertaan modal negara (PMN) bagi PT Dirgantara Indonesia. Sikap itu ditunjukkan Jokowi aat melaksanakan agenda presiden berkunjung ke Bandung, Senin (12/1/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam melkasanakan agenda presiden melakukan kunjungan kerja di Bandung, Jokowi mula-mula mendatangi Munas Hipmi. Selanjutnya Jokowi mendatangi sejumlah institusi, termasuk PT DI.

Saat melaksanakan agenda presiden mendatangi PT DI, Presiden menyatakan dana dalam skema PMN itu baru akan ia kucurkan jika badan usaha milik negara tersebut memiliki arah lebih jelas dalam menyusun rencana bisnis jangka waktu tertentu. Ia menganggap PT DI selama ini tak fokus berbisnis.

Pada tahun 2015 ini, PMN untuk BUMN mencapai Rp48 triliun. Meski demikian, Jokowi memastikan tidak ada sepeserpun dari dana itu yang mengucur ke PT DI.

“Kita patut bangga tetapi kita harus tahu ke mana PT DI dibawa. Produk apa? Bisnis harus konsisten terus, jangan ganti-ganti acara,” katanya di PTDI Bandung, Senin malam.

Pesawat Menengah
Setelah berkeliling melihat aktivitas pabrik, Jokowi menyimpulkan PTDI harus fokus dalam memenuhi kebutuhan pesawat penumpang dalam negeri. Geografis Indonesia dengan 17.000 pulau butuh transportasi udara dengan kapasitas menengah antara 30 sampai 60 penumpang.

Presiden berharap perencanaan bisnis seperti itu diterapkan oleh manajemen PT DI. “Saya ingin, sekali lagi membuat perencanaan 50-100 tahun yang akan datang, dengan SDM yang sangat baik, harus ada business plan jelas,” katanya.

Terkait suntikan dana kepada PT DI, Jokowi berjanji akan mengucurkan pada tahun 2016 mendatang jika sudah ada kalkukasi bisnis yang jelas. Perseroan hanya tinggal memperkuat bagian marketing supaya bisnis dapat berjalan dengan baik.

“Kita suntik Rp48 triliun untuk BUMN, terutama infrastruktur. Tapi untuk BUMN yang kalkulasinya masih belum visible, manajemennya diperbaiki dulu. Besok tahun depan kita injeksi, PT DI punya itu, diperkuat marketingnya, biar pesanan lima tahun ke depan ada,” ujar Kepala Negara.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya