SOLOPOS.COM - Khofifah Indar Parawansa Berkampanye untuk Jokowi di Jember beberapa waktu lalu. (JIBI/Solopos/Antara/Seno)

Agenda Presiden Jokowi di Harlah Muslimat NU hari ini digunakan untuk mengingatkan persiapan MEA 2016.

Solopos.com, MALANG — Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) serta semua elemen bangsa lainnya menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten menghadapi era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat memberikan sambutan dalam puncak Peringatan HUT Harlah Muslimat NU, Presiden menegaskan pembentukan SDM yang kerja keras itu perlu kerja keras dan gotong-royong. Menurut Jokowi, untuk memenangkan kompetisi, bukan hanya kepintaran, tapi yang dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia dengan kerja keras dan gotong royong.

“Sekarang, MEA sudah dibuka, itu baru tingkat ASEAN. Barang sudah lalu lalang. Itu baru tingkat ASEA, belum blok-blok,” katanya dihadapan sekitar 50 ribu anggota Muslimat di Stadion Gajayana, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (26/3/2016).

Muslimat perlu terus menguatkan komitmen dalam berjuang demi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara guna mewujudkan perjuangan. Kuncinya adalah berdakwah dengan perbuatan. Dengan begitu, Presiden yakin lembaga pendidikan, majelis taklim dan koperasi semakin meningkat.

Penguatan komitmen juga untuk membentengi diri dari pengaruh paham radikalisme dan narkoba. Terkait hal itu, Muslimat NU sudah membuktikan mampu mereaksi dengan cepat perubahan zaman sejak 70 tahun terakhir. “Muslimat NU mampu mereaksi sangat cepat dalam menyikapi perubahan zaman. Ketahanan keluarga, budi pekerti, sopan santun dan semua masalah di selesaikan di tingkat keluarga,” ujarnya.

Presiden mengapresiasi pula kerja keras Muslimat NU melalui berbagai kegiatan positif tentang lingkungan, antiradikalisme, antinarkoba, mengembangkan pendidikan, dan penguatan ekonomi melalui koperasi. Dalam kesempatan itu, Jokowi berseloroh mengenai isu ketidakhadiranya dalam kegiatan tersebut.

“Mana berani Presiden sama Muslimat NU. Saya bisa dimarahi sama Bu Khofifah, Bu Menteri. Saya senang sekali sama Ketua Umum Muslimat. Kalau ada banjir, belum diperintah sudah di lokasi. Diperintah ke Papua, selalu mendahului. Sikapnya Lincah dan cepat. Muslimat NU juga demikian,” ujarnya disambut tepuk tangan riuh.

Ketua Pucuk Pimpinan Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan Muslimat NU akan terus berkiprah terdepan di bidang layanan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi, terutama penguatan ekonomi pada kaum perempuan. Dia menegaskan Muslimat NU adalah organisasi sosial keagamaan dan kemasyarakatan yang menjadi sayap perempuan NU.

“Organisasi yang lahir pada 29 Maret 1946 ini bertujuan mengangkat harkat dan martabat perempuan Indonesia melalui bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dakwah, dan sosial,” ujarnya.

Muslimat NU saat ini telah berkembang di 34 provinsi di Indonesia. Organisasi ini tercatat memiliki 554 cabang di tingkat Kabupaten/Kota dan 5.222 anak cabang di tingkat kecamatan. Organisasi ini memiliki lebih dari 36.000 ranting di tingkat desa/kelurahan.

Anggota Muslimat NU berjumlah sekitar 22 juta orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Belum lagi cabang istimewa Muslimat NU yang tersebar di sejumlah kota di luar negeri. Unit layanan masyarakat yang dijalankan Muslimat NU meliputi Yayasan Kesejahteraan Muslimat (YKM) NU dengan 108 RB/RS/klinik.

“Kami terdepan dalam upaya mensukseskan program Keluarga Berencana (KB). Ketika NU masih bersilang pendapat apakah KB boleh atau tidak, Muslimat sudah melakukan sosialisasi mengenai program ini kepada anggotanya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya