SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (kanan) dan PM Singapura Lee Hsien Loong (kiri) memberikan keterangan pers seusai pertemuan bilateral di Semarang, Jateng, Senin (14/11/2016). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Agenda Presiden Jokowi bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong di Semarang membuka peluang pengembangan sektor pariwisata,

Semarangpos.com, SEMARANG — Pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Wisma Perdamaian Semarang, Senin (14/11/2016), mengukuhkan kerja sama sektor pariwisata.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Indonesia dan Singapura bersepakat mengembangkan kerja sama di bidang pariwisata itu melalui penandatanganan nota kesepahaman antara dua negara. Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Menteri Pariwisata RI Arief Yahya dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, yang mewakili Singapore Tourim Board (STB), S. Iswaran.

Presiden Jokowi dalam agenda kepresidenan ke Semarang itu selanjutnya memberikan pernyataan pers bersama PM Singapura Lee Hsien Loong setelah penandatanganan MoU tersebut. Keduanya menyatakan penandatangan kerja sama bidang pariwisata itu akan memperkuat kerja sama, termasuk pengembangan destinasi wisata baru di Indonesia.

“Kami menyambut baik penandatangan kerja sama di bidang pariwisata yang tadi telah ditandatangani,” ujarnya.

Sementara itu, Menpar Arief Yahya di sela agenda Presiden Jokowi di Semarang itu mengatakan bahwa kerja sama yang akan dikembangkan antara dua negara meliputi tiga area. “Ada 3 area kerja sama sektor pariwisata Indonesia-Singapura, yaitu joint marketing, cruise atau kapal pesiar, dan MICE [meeting, incentive, convention, exhibition],” tuturnya.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah pembangunan destinasi dan pelabuhan; pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan, seminar, dan loka karya; penelitian dan pengembangan; investasi pariwisata; kerja sama sektor swasta; dan pertukaran informasi. Menurut Arief Yahya, proses kelahiran MoU Kerja Sama Pariwisata RI-Singapura tersebut tak membutuhkan waktu lama.

“Ini adalah MoU tercepat yang pernah dibuat Singapura,” ungkap Leong Yue Kheong, Assistant Chief Executive of Singapore Tourism Board.

Sejak 2010, Singapura diakuinya menunjukkan minat untuk bekerja sama di bidang kapal pesiar. Namun, Indonesia masih mengkalkulasi untung ruginya bekerja sama di bidang kapal pesiar dengan Singapura. Baru pada era Presiden Joko Widodo inilah diputuskanlah bahwa kerja sama pariwisata dengan Singapura harus diprioritaskan.

Selain itu, Arief Yahya juga melihat Singapura bukan semata sebagai hub transportasi udara internasional dan pintu gerbang pariwisata, tetapi juga menjadi hub pasar meetings, incentives, conferences, exhibitions (MICE) yang sangat potensial. “Ada puluhan ribu perusahaan asing, baik dari Eropa, Amerika, Asia dan Australia yang memiliki representative office di sana,” imbuhnya.

Faktanya, Singapura adalah negara peringkat pertama penyumbang wisatawan ke Indonesia. Pada 2015, tercatat 1.519.430 wisatawan Singapura berkunjung ke Indonesia. Jumlah ini meningkat 0,01% dari periode yang sama 2014. Pada 2016, Indonesia menargetkan kunjungan wisatawan Singapura mencapai 1.800.000 orang dengan destinasi favorit wisatawan Singapura adalah Batam, Jakarta, Bali, dan Surabaya.

Untuk menggaet lebih banyak wisatawan Singapura, Indonesia aktif mengikuti pameran pariwisata di Singapura, antara lain NATAS Travel Fair dan NATAS Holiday Fair, serta pada Mei-Juni 2015, Bandara Changi di Singapura bertemakan pariwisata Indonesia. Sebaliknya, Singapura merupakan destinasi wisata yang populer bagi orang Indonesia.

Bukan rahasia lagi bahwa jumlah terbesar wisatawan yang datang ke Singapura berasal dari Indonesia, yaitu sebesar 2,7 juta orang (STB, 2015). Baru kemudian disusul oleh wisatawan Tiongkok (2,1 juta), Malaysia (1,2 juta), Australia (1,043 juta), dan India (1,013 juta).

Pada 2015, Singapura menarik kunjungan 15,2 juta wisatawan asing, jumlah wisatawan hampir tiga kali lipat penduduk negara-kota ini. Sedangkan devisa yang didapatkan dari sektor pariwisata adalah 17,7 miliar dolar AS pada 2014. Dalam rangkaian leaders retreat tête-á-tête ini juga diluncurkan secara resmi kerja sama Temasek Foundation International – Republic Polytechnic Hospitality and Tourism Capability Development Programme in Indonesia.

MoU ini ditandatangani oleh Principal/CEO of the Republic Polytechnic Singapore dengan Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung; Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali; Direktur Akademi Pariwisata Medan; Ketua Politeknik Pariwisata Makassar; di hadapan para menteri kedua negara.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya