SOLOPOS.COM - Seorang anak berdiri di punggung sapi milik peternak di Desa Bengking, Kecamatan Jatinom, Minggu (20/3/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Warga Desa Bengking, Kecamatan Jatinom mengembangkan wisata menunggangi sapi, dalam beberapa waktu terakhir. Jenis-jenis sapi yang digunakan untuk wisata, yakni sapi peranakan ongole (PO).

Salah satu peternak sapi Bengking, Yanto alias Mas Petruk, mengatakan terdapat jenis sapi yang mudah dijinakkan dan susah dijinakkan. Namun, dari pengalamannya selama bertahun-tahun, dia selalu bisa menjinakkan sapi dalam rentang dua hingga tiga hari saja.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal terpenting dalam menjinakkan sapi, yakni cara memperlakukan sapi. Dia mengibaratkan perawatan sapi agar lebih jinak seperti menyayangi sesama.

“Ya dielus-elus. Kemudian sering diajak jalan. Intinya seperti menyayangi sesama. Lama-lama bisa jinak. Kalau sudah jinak langsung ditunggangi tidak masalah,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (24/3/2022)

Baca Juga: Bocah 5 Tahun Asal Jatinom Klaten Ini Sudah Piawai Tunggangi Sapi

Yanto mengatakan ada keuntungan ketika sapi PO kerap menjadi tunggangan. Tenaga sapi jauh lebih kuat. Selain itu, postur sapi lebih bagus dibandingkan sapi yang hanya diternakkan di kandang. Tak hanya itu, harga jual sapi bisa jauh lebih mahal.

“Ada sapi yang berukuran besar di sini pernah ditawar Rp80 juta tetapi belum mau dilepas,” kata dia.

Dalam menjinakkan sapi, lanjut Yanto, tak perlu pakan khusus. Jenis pakan yang diberikan pun seperti pakan sapi pada umumnya.

“Tidak perlu suplemen. Pakannya juga biasa, hijau-hijauan itu,” kata Yanto.

Baca Juga: Yuk! Jajal Sensasi Menunggang Sapi Keliling Kampung Bengking Klaten

Ketua Kelompok Tani Sarana Makmur Desa Bengking, Wiyono, mengatakan Bengking menjadi salah satu sentra peternakan sapi. Lebih dari 90 persen warga setempat memiliki ternak sapi. Rata-rata jenis sapi yang diternakkan yakni sapi potong.

Tak hanya diternakkan untuk dijual kembali, Wiyono mengatakan pengembangan peternakan kini mengarah ke wisata.

“Pengembangannya kini juga ke wisata seperti untuk gerobak sapi atau wisata menunggang sapi keliling kampung,” kata dia.

Kegiatan menunggang sapi atau gerobak sapi di Desa Bengking menjadi bagian mengolaborasi potensi pertanian dan pariwisata didukung potensi UMKM. Wisata gerobak sapi menjadi daya tarik dalam pengembangan agroeduwisata di Desa Bengking.

Baca Juga: Dolan Rawa Jombor & Girpasang Klaten Bisa Naik Bus DAMRI, Ini Rutenya

Tarif menunggangi sapi senilai Rp50.000 per orang. Sedangkan tarif gerobak sapi ukuran besar senilai Rp250.0000. Gerobak besar bisa ditumpangi 10-12 orang dewasa atau 15-20 anak-anak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya