SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;"><b>Solopos.com, </b></span></span><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;"><b>KLATEN &ndash;</b></span></span><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;"> Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah (Jateng) menggencarkan sosialisasi Pencegahan </span></span><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;"><i>Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba</i></span></span><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;"> (P4GN). Hal itu menyusul Jateng peringkat ketiga pasar <a href="http://semarang.solopos.com/read/20180921/515/941056/edarkan-sabu-sabu-karyawan-bank-bumn-di-klaten-terciduk-bnn" title="Edarkan Sabu-Sabu, Karyawan Bank BUMN di Klaten Terciduk BNN">narkoba</a> terbanyak di Indonesia.</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Jateng, Susanto, menjelaskan secara nasional angka penyalahgunaan narkoba mencapai 4 juta hingga 5 juta jiwa dengan rentang usia 10 tahun hingga 59 tahun. Dari jumlah itu, 1,5 juta jiwa mencoba mengonsumsi narkoba, 1,4 juta jiwa teratur mengonsumsi narkoba, dan 943.000 merupakan pecandu. </span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Sementara itu, di Jateng ada sekitar 400.000 jiwa penyalahguna narkoba. Dari jumlah itu, Jateng masuk peringkat ketiga setelah Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Timur (Jatim) terkait jumlah penyalahgunaan narkoba tertinggi di Indonesia. Jumlah terbanyak penyalahguna narkoba di Jateng yakni pekerja dengan persentase 57 persen. Sementara, penyalahgunaan narkoba dari kalangan pelajar dan mahasiswa sekitar 27 persen.</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Susanto menjelaskan mayoritas narkoba yang beredar di Indonesia berasal dari luar negeri. Indonesia menjadi sasaran peredaran narkoba lantaran tingginya harga barang haram tersebut. Susanto mencontohkan harga sebutir <a href="https://www.google.com/url?q=http://semarang.solopos.com/read/20180404/515/907944/narkoba-jateng-beli-ekstasi-dengan-bitcoin-mahasiswa-undip-diringkus-bnn&amp;sa=U&amp;ved=0ahUKEwiZu4G_3N3dAhUIEnIKHV_tBt0QFggHMAE&amp;client=internal-uds-cse&amp;cx=018416269537951269962:n6yezv585sk&amp;usg=AOvVaw0o3D5SOHol6YC2olii4XNy" title="NARKOBA JATENG : Beli Ekstasi dengan Bitcoin, Mahasiswa Undip Diringkus BNN">ekstasi</a> di China Rp3.000. Di Malaysia, harga sebutir ekstasi senilai Rp40.000.</span></span></p><p>&ldquo;<span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Kalau dijual di Indonesia harganya bisa mencapai Rp400.000 sebutir,&rdquo; kata Susanto saat menjadi narasumber dalam Forum Sosialisasi P4GN di salah satu hotel di Klaten, Jumat (28/9/2018).</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Lantaran hal itu, pasar peredaran narkoba harus terus ditekan. Salah satunya melalui program P4GN. Sosialisasi dimaksudkan untuk memahamkan warga terkait tingkat darurat narkoba, upaya yang bisa dilakukan menghindari penyalahgunaan narkoba, serta aturan hukum penyalahgunaan narkoba.</span></span></p><p>&ldquo;<span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Langkahnya menerapkan P4GN secara sinergitas. Tidak hanya, BNN tetapi seluruh komponen harus terlibat. Kemudian melakukan upaya menekan pasokan dan permintaan. Dimana Indonesia pecandunya banyak harganya tinggi. Ketika ditekan dengan permintaan semakin menurun, harga juga turun,&rdquo; jelas Susanto.</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Rosarita Niken Widiastuti, mengatakan jumlah pengguna narkoba di Indonesia menurun menjadi 4 juta jiwa dibanding awal tahun lalu sekitar 5 juta jiwa.</span></span></p><p>&ldquo;<span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Meski angkanya menurun tetapi tetap harus diwaspadai. Tentunya kepada generasi muda jangan pernah bersentuhan dengan narkoba,&rdquo; kata Rosarita dalam sambutannya.</span></span></p><p><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Sementara itu, sosialisasi yang digelar pagi itu melibatkan ratusan orang perwakilan di antaranya organisasi kepemudaan, OSIS, <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180813/493/933974/begini-jasa-besar-kakak-pembina-untuk-pramuka-klaten" title="Begini Jasa Besar Kakak Pembina untuk Pramuka Klaten">pramuka</a>, mahasiswa, pejabat, pegiat media sosial (medsos), TNI, polri, serta pegiat antinarkoba. Kegiatan itu digelar Dinas Komunikasi Informatika (Diskominfo) Klaten.</span></span></p><p>&ldquo;<span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Melalui sosialisasi ini kami harapkan bisa menekan dan mencegah peredaran narkoba terutama di Klaten. Kominfo juga bisa berperan untuk upaya mencegah salah satunya pada penyebaran informasi bahaya narkoba,&rdquo; kata Plt Kepala Diskominfo Klaten, Sri Winoto.</span></span></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya