SOLOPOS.COM - Kemacetan Jakarta saat Hari Kenaikan Isa Almasih, Kamis (14/5/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Reno Esnir)

Adu program akhirnya muncul. Kali ini, ide Sandiaga vs Ahok soal solusi bagi kemacetan Jakarta.

Solopos.com, JAKARTA — Adu wacana tentang cara mengatasi kemacetan Jakarta akhirnya muncul dalam musim kampanye Pilkada Jakarta 2017. Calon wakil gubernur nomor urut 3, Sandiaga Uno, melontarkan ide melarang peredaran mobil seharga di atas Rp3 miliar di Jakarta. Namun, calon gubernur petahana tidak sepakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Calon petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menilai wacana pelarangan mobil seharga di atas Rp3 miliar tidak akan efektif mengurai kemacetan di Ibu Kota. Hal itu diungkapkannya mengomentari pernyataan Sandiaga di Jatinegara belum lama ini bahwa dia akan memberlakukan moratorium peredaran mobil seharga di atas Rp3 miliar.

“[apakah larangan peredaran mobil di atas Rp3 miliar dapat mengurangi kemacetan] Saya enggak tahu, mungkin teori itu kita bisa berdebat juga,” ujarnya, di Rumah Lembang, Menteng, Jumat (25/11/2016).

Ahok membandingkan ide itu dengan pemberitaan yang menyatakan keluarnya mobil murah justru yang membuat macet. “Dulu ingat tidak, waktu keluar mobil low cost green car, yang murah itu. Semua ahli mengatakan kalo dibiarkan mobil murah dijual, maka kemacetan akan makin meningkat. Jadi, sekarang mau ngikutin teori siapa,” terangnya.

Dalam hal ini, Ahok mengaku lebih percaya teori yang kedua. Menurutnya, kalau mobil murah banyak dijual, maka akan menambah kemacetan dan menambah pengeluaran subsidi bahan bakar minyak (BBM). Bagi Ahok, solusinya subsidi harus diberikan secara tepat untuk masyarakat menengah ke bawah, yaitu dengan membangun jaringan kereta api, MRT, kepada mereka.

“Jadi yang kaya kaya, mau pakai mobil Rp300 trilliun, silahkan. Toh pajak BPKB dan STNK mengikuti harga mobil,” ujarnya.

Pihaknya mempersilakan warga yang kaya dan hendak membeli mobil mewah-mewah. Pasalnya, akan menambah pendapatan DKI Jakarta juga. Apalagi dalam waktu dekat segera direalisasikan sistem jalan berbayar di beberapa ruas jalan, seperti Sudirman-Thamrin dan Rasuna Said.

“Saya senang kalau orang kaya-kaya beli mobil mewah-mewah, silahkan saja. Tapi, kalau kamu mau pakai di jalan, mau lewat dikenai bayaran,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya