SOLOPOS.COM - Ratusan warga mengantre layanan administrasi kependudukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Boyolali, Selasa (12/7/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Administrasi kependudukan Boyolali, warga harus bersabar 2 bulan untuk mendapatkan e-KTP.

Solopos.com, BOYOLALI–Layanan administrasi kependudukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Boyolali diserbu warga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Setelah dua hari Kantor Disdukcapil membuka kembali pelayanan pascalibur Lebaran, sedikitnya 1.000-an warga meminta layanan administrasi kependudukan tiap harinya. Permintaan kartu tanda penduduk (KTP) paling tinggi. Sayangnya, Disdukcapil justru kehabisan material e-KTP. Hingga Selasa (12/7/2016) siang, sudah ada 1.200-an warga yang harus inden cetak e-KTP. Warga baru bisa mendapatkan e-KTP dua bulan mendatang.

Dari pantauan Solopos.com, di Kantor Disdukcapil Boyolali banyak pemohon yang resah karena harus menunggu waktu cukup lama untuk mendapatkan kartu tanda penduduk elektronik tersebut. Padahal, kebanyakan pemohon e-KTP adalah perantau atau warga yang segera pindah domisili.

Seperti di alami ?Fajar Ahmad, warga Banyumas yang ingin pindah domisili ke Boyolali. “Saya mau pindah KTP ke Boyolali, tapi besok [Rabu] saya sudah harus berangkat lagi ke Jakarta untuk bekerja di sana,” kata Fajar, kepada petugas loket mutasi. Dia khawatir jika tidak membawa kartu identitas.

Petugas loket bernama Joko pun menjawab pembuatan e-KTP termasuk rekam foto tetap bisa dilayani namun e-KTP baru bisa diberikan dua bulan lagi. “Kiriman material e-KTP dari Kementerian Dalam Negeri [Kemendagri] tersendat,” kata Joko.

Fajar pun akhirnya bersedia tetap membuat e-KTP meskipun kartu identitas kependudukannya baru bisa dicetak dua bulan lagi. “Ya mau bagaimana lagi. Saya besok tetap ke Jakarta hanya bawa SIM sebagai kartu identitas,” ujar Fajar.

??Kepala Disdukcapil Boyolali, Agus Santosa, membenarkan ada kendala material e-KTP sehingga sampai hari Selasa siang ada 1.200-an e-KTP yang harus tertunda pencetakannya.

“Distribusi keping e-KTP dari Kemendagri tersendat. Dalam waktu dekat kami akan menghubungi Kemendagri melalui Dirjen e-KTP agar bisa segera dikirim material e-KTP,” kata Agus.

Angka 1.200-an e-KTP yang belum tercetak merupakan permintaan dari warga sejak tanggal 28 Juni lalu. “Ya, memang material kami habis menjelang libur Lebaran.”

Saat bulan Puasa, Disdukcapil mendapat kiriman material e-KTP sebanyak dua box atau 3.900 keping e-KTP. Material habis menjelang libur Lebaran meskipun saat itu Disdukcapil kembali mendapat tambahan sebanyak 800-an keping material.

“Kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di Boyolali tetapi hampir di semua kabupaten di Indonesia,” ujar Agus.

Sementara itu, terkait membeludaknya pemohon layanan administrasi kependudukan, Agus menyebut kondisi tersebut sudah lazim terjadi setelah libur panjang apalagi saat perantau kembali ke kampung halaman. “Sebenarnya kami juga tetap membuka layanan piket saat H+2 dan H+3 Lebaran, yakni Jumat-Sabtu [8-9/7/2016] serta dua hari sebelum Lebaran kami tetap buka. Hanya pemohon yang datang pada saat layanan piket itu ndak banyak.”

Selain mengurus KTP, permintaan surat administrasi kependudukan berupa akta kelahiran, surat mutasi kependudukan, hingga kartu keluarga (KK) juga cukup banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya