Solopos.com, KUALA LUMPUR – Christian Adinata menjadi satu-satunya harapan Indonesia di sektor tunggal putra Malaysia Masters 2023.
Adinata memenangi babak 16 besar untuk berlaga di perempat final pada Jumat (26/5/2023).
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Adinata menjadi satu-satunya harapan Indonesia karena dua dua seniornya yang bertanding di 6 besar Malaysia Masters 2023 hari kandas. Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting kalah dari lawan masing-masing.
Jonatan Christie yang menempati unggulan ketiga dikalahkan wakil Jepang, Kenta Nishimoto, dengan skor 20-22, 21-11, sedangkan Anthony Sinisuka Ginting yang menjadi unggulan kedua kalah dari wakil China, Weng Hong Yang, dengan skor 19-21, 15-21.
Christian Adinata menjadi satu-satunya tunggal putra Indonesia yang tersisa di Malaysia Masters 2023. Christian Adinata akan berlaga di perempat final, Jumat (26/5/2023) dengan menghadapi wakil India, Kidambi Srikanth.
“Pertama Puji Tuhan mengucap syukur bisa ada sampai hari ini, bisa masuk perempat final pertama di level Super 500. Perasaannya pasti senang banget tapi prosesnya ini tidak mudah, dari awal tahun sampai sekarang melewati banyak turnamen,” ujar Christian Adinata dalam keterangan resmi PP PBSI yang diterima Solopos.com, Rabu (25/5/2023).
Adinata juga merasakan apa yang ia dapatkan saat ini adalah hasil yang ia usahakan secara terus menerus. “Mungkin ini hasil yang saya tabur sejak lama. Sejauh ini hasil memang cukup baik untuk saya tapi saya masih mau melaju lebih jauh lagi.”
Adinata sejatinya bukan unggulan di Malaysia Masters 2023 ini. Berkat penampilannya yang konsisten ia mampu meraih hasil maksimal sejauh ini.
Adinata harus melewati babak kualifikasi terlebih dahulu untuk bisa masuk ke babak utama hingga saat ini berhasil lolos ke babak perempat final.
Sementara itu, Ginting seusai pertandingan menyatakan lawan yang dia hadapi hari ini lebih siap dan dirinya sering melakukan kesalahan sendiri.
“Weng Hong Yang lebih siap untuk main hari ini. Dia lebih tidak gampang mati sendiri sedangkan saya kebalikannya, beberapa kali coba buat bermain sabar tapi ada out-out sedikit tipis yang tentunya mempengaruhi kepercayaan diri saya,” ucap Ginting dalam wawancara dengan tim Humas dan Media PP PBSI setelah pertandingan.
“Karena kondisi shuttlecock yang berat sebenarnya saya atau dia juga sama-sama tidak mudah untuk mendapatkan poin. Namun, memang pengembalian-pengembalian saya banyak salah dan tanggung jadi dia lebih bisa menggunakan serangannya dengan baik.”
“Di game pertama saat tertinggal saya mencoba bawa dia ke pola permainan saya tapi di akhir-akhir ada kesalahan sedikit. Di game kedua saya coba lagi tapi dia sudah lebih siap,” ungkap Ginting.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
