SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

KLATEN-Jumbadi, 27, warga Dukuh, Desa dan Kecamatan Juwiring, Klaten harus mendekam di Mapolsek Juwiring, setelah dilaporkan membacok Jatu Mustika Adi, 27, warga Menuran, Baki, Sukoharjo. Terduga pelaku pembacokan, Jumbadi nekat membacok kedua tangan Jatu dengan parang hingga luka serius, gara-gara korban yang dinilai telah menghamili adiknya, berinisial SLN, 19, tak mau tangung jawab.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya nenyesal dengan kejadian ini hingga akhirnya ditahan di Mapolres. Tetapi bagaimana lagi? Kalau dia [Jatu] mau bertanggung jawab, saya tidak akan melakukan hal demikian [membacok],” ujar Jumbadi ketika ditemui wartawan saat diperiksa di Mapolsek Juwiring, Klaten, Jumat (5/10/2012).

Menurut dia gara-gara keadian itu kini adiknya hambil dua bulan. Karena itu Jumbadi tetap menuntut Jatu mau bertanggung jawab. Sementara itu Kapolsek Juwiring, AKP I Wayan Nartha mewakili Kapolres Klaten AKBP Kalingga Rendra Raharja mengatakan peristiwa berdarah itu
terjadi pada Kamis (4/10) kira-kira pukul 19.00 WIB. Ketika itu Jatu yang mengendarai sepeda motor Honda Kharisma dengan nomor polisi (nopol) AD 4260 FA mengunjungi SLN di Lapangan Bulurejo, Juwiring, Klaten.

Jumbadi yang mengetahui berusaha menghampiri Jitu. Namun Jitu menghindar dengan naik kendaraan. Jumbadi yang kesal langsung mengejar Jitu mengendarai Honda Grand nonpol AD 4965 GV hingga teradi kejar-kejaran.Tak lama kemudian, papar Wayan, Jumbadi yang berhasil menyusul Jumbadi dan memepetnya hingga mereka berdua jatuh ke sawah di Dukuh Karang
Pandan, Juwiring.

Namun ketika itu, korban berhasil mengentas kendaraannya dari sawah dan dianggap akan kabur. Kondisi ini memicu emosi Jumbadi yang tak lama kemudian mengambil parang di sepeda otonya.

Karena korban dinilai nekat hendak melarikan diri, Jumadi langsung membacok korban. “Kedua tangan korban terkena sabetan parang hingga mengalami luka serius. Karena itu kemarin korban kami larikan ke PKU Muhammadiyah Delanggu. Tapi karena pendarahan di tangan cukup serius, korban akhirnya dipindah di rumah Sakit dr Oen Solo Baru, Sukoharjo,” terang Wayan.

Terkait persoalan ini Wayan mengimbau masyarakat tidak main hakim sendiri. Dia berharap jika ada persoalan di masyarakat hendaknya diselesaikan dengan baik tanpa kekerasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya