SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bantuan Sosial (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, KLATEN — Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dissos P3AKB) Kabupaten Klaten bakal mendata penerima bantuan yang dobel di tengah pandemi Covid-19. Pendataan penerima bantuan dobel itu akan menggandeng PT Pos Indonesia.

Demikian penjelasan Kepala Dissos P3AKB Klaten M. Nasir, saat ditemui wartawan di kompleks GOR Gelarsena Klaten, Rabu (4/8/2021). Di tengah pandemi Covid-19 diyakini banyak orang yang menerima bantuan secara dobel.

Promosi Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama

Jumlah warga yang memperoleh bantuan sosial tunai (BST) dari Kemensos RI di Klaten mencapai kurang lebih 71.000 orang. Pencairan berlangsung selama dua tahap.

Baca juga: Gotong Royong Warga Bikin Nasi Bancakan untuk Masyarakat Terdampak Covid-19 di Delanggu Klaten

“Prinsipnya, setiap warga hanya boleh menerima satu jenis bantuan di tengah pandemi Covid-19. Munculnya data penerima bantuan yang ganda itu otomatis akan kami data lebih lanjut. Saat ini, masih berlangsung tahapan pencairan BST dari Kemensos RI. Kami menunggu itu dulu lalu berkoordinasi dengan PT Pos Indonesia untuk mendata yang ganda-ganda tersebut,” kata Nasir.

Muncul Data Ganda

Nasir mengakui telah muncul data ganda penerima bantuan di lapangan di tengah pandemi Covid-19. Hal itu mengakibatkan satu warga sebagai penerima manfaat dapat memperoleh dua jenis bantuan.

“Sebelum BST dua tahap cair dalam beberapa waktu terakhir ini [senilai Rp600.000], warga penerima bantuan kan memperoleh bantuan langsung tunai (BLT) dana desa (DD) terlebih dahulu [senilai Rp300.000]. BST itu kan awalnya dikira sudah rampung. Makanya Pak Kades Tijayan, Joko Lasono menyebut mak bedunduk saat rembuk desa dengan Pak Gubernur kemarin [Senin (2/8/2021)],” katanya.

Baca juga: Kisah Warga Seberangi Jurang 30 Meter Pakai Tali Sebelum Ada Jembatan Gantung Dungus Klaten

Untuk diketahui, Kepala Desa (Kades) Tijayan, Kecamatan Manisrenggo, Joko Lasono, sempat menyampaikan keluh kesahnya di hadapan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat rembuk desa dalam jaringan (daring), awal pekan kemarin. BST dinilai tak tepat sasaran.

“Bansos ki malah marai mumet Pak [bansos itu bikin pusing]. Kula ajeng curhat Pak [Saya mau curhat Pak], saya mau jujur. Ndak peduli mangke didukani Bu Mensos Risma [tidak peduli kalau nanti dimarahi Bu Mensos, Risma],” kata Joko.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 27 warga di Desa Gentan, Kecamatan Gantiwarno, memperoleh bantuan dobel di tengah pandemi Covid-19, dalam beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Sukarelawan di Garda Depan Penanganan Covid-19 Klaten

Puluhan orang penerima bantuan secara dobel tersebut diminta mengembalikan duit Rp300.000 untuk dialihkan ke warga lainnya yang dinilai berhak memperoleh bantuan di tengah pandemi Covid-19.

“Dari 57 orang penerima BST itu sebanyak 27 orang sudah memperoleh bantuan dana desa [tersebar di tujuh RW di Gentan]. Dengan adanya dobel bantuan itu, otomatis warga tersebut harus mengembalikan bantuan dana desa senilai Rp300.000. Itu juga sudah menjadi kesepakatan bersama di masing-masing RW. Duit Rp300.000 itu akan dialihkan ke warga lain yang berhak memperoleh bantuan [melalui Musdesus],” kata Kades Gentan, Kecamatan Gantiwarno, Sudiman alias Tepo, di rumahnya, Sabtu (31/7/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya