SOLOPOS.COM - Waduk Pidekso, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri selesai dibangun pada Rabu (22/12/2021) lalu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikannya, Selasa (28/12/2021). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Petani berharap Waduk Pidekso di Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, dapat meningkatkan intensitas penanaman padi dari sebelumnya satu kali setahun menjadi tiga kali setahun.

Petani dari Kelompok Tani Ngudi Mulyo, Dusun Selomarto, Desa Selomarto, Kecamatan Giriwoyo, Mudji, 71, saat ditemui Solopos.com di area fasilitas umum (fasum) Waduk Pidekso, Selasa (28/12/2021), mengatakan selama ini petani di Kecamatan Giriwoyo dan sekitarnya hanya dapat menanam padi satu kali setahun, yakni saat tersedia cukup air. Setelah itu petani biasanya menanam jagung atau komoditas hortikultura lainnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Akibatnya hasil pertanian minim karena produksi rendah. Jika ingin bisa menanam padi dua kali setahun, petani harus mengeluarkan biaya produk tinggi untuk menyedot air dari sumur pantek. Biaya sekali sedot mencapai Rp350.000. Padahal, petani membutuhkan tiga hingga empat kali penyedotan untuk mengairi sawah seluas 3.000 m2.

Baca Juga: Diresmikan Jokowi, Konstruksi Waduk Pidekso Selesai Setahun Lebih Cepat

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya punya sawah lebih kurang 3.000 m2. Setiap panen memperoleh lebih kurang 60 kresek gabah kering panen [berat lebih kurang 40 kg/kresek]. Kalau bisa tanam padi tiga kali setahun produksi bisa meningkat. Otomatis pendapatan petani naik,” kata Mudji.

Dia mengaku sudah menyampaikan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo seusai meresmikan Waduk Pidekso. Dia meyakini Waduk Pidekso dapat memberi manfaat yang besar bagi warga secara umum dan petani.

Petani lainnya, Triyanto, warga Desa Balepanjang, Kecamatan Baturetno, menyampaikan hal senada. Petani di desanya selama ini bisa menanam padi dua kali setahun. Dia berharap dengan adanya Waduk Pidekso petani di desanya bisa menanam padi tiga kali setahun.

Baca Juga: Sakit Komplikasi, Kades Karangnongko Klaten Tutup Usia

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Waduk Pidekso diklaim mampu mengairi 1.500 hektare lahan pertanian di dua kecamatan, yakni Giriwoyo dan Baturetno.

Irigasi dialirkan melalui dua saluran, yakni Pidekso kiri estimasi debit 1,35 m3/detik dengan wilayah sasaran pengairan 830 ha dan Pidekso kanan estimasi debit 0,95 m3/detik dengan wilayah sasaran pengairan 670 ha. Jaringan irigasi direncanakan dibangun pada 2022-2024.

Lahan pertanian di Kecamatan Giriwoyo yang akan mendapat irigasi dari Waduk Pidekso meliputi Desa Selomarto, Tukulrejo, Ngancar, Danan, Tawangharjo, Serenan, dan Ngrakung Wetan. Sementara, lahan pertanian di Kecamatan Baturetno yang bakal terkaver irigasi, meliputi Desa Balepanjang, Watuagung, dan Baturetno.

Baca Juga: Alhamdulillah…Klaten Kini Nol Kasus Aktif Covid-19

Selain irigasi, Waduk Pidekso diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan air baku dengan debit 300 liter/detik bagi tiga kecamatan, yakni Eromoko (empat desa), Baturetno (delapan desa), dan Giriwoyo (empat desa). Instalasi Pengolahan Air (IPA) rencananya dibangun di Kecamatan Giriwoyo pada 2024.

Waduk Pidekso juga mampu mereduksi banjir dari sebelumnya 349 m3/detik dengan wilayah terdampak seluas 592 ha menjadi 311 m3/detik dengan wilayah terdampak 317 ha atau ditekan 11 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya